Punya Modal Perkasa, BNI Bakal Pertahankan Rasio Dividen 50% di Tahun ini
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berencana mendistribusikan dividen dari laba bersih untuk tahun buku 2024 sebesar 50%. Persentase tersebut sama dengan yang telah diberikan pada tahun buku 2023.
Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini menyampaikan, secara historis dividend payout ratio BNI mengalami kenaikan bertahap sejak 2022.
"Dividen BNI kalau kita lihat, secara historikal BNI sampai dengan tahun 2022 dividen itu sebesar 25 persen, kemudian kita secara bertahap mulai naikkan sampai dengan 30 persen dan 2023 kemarin kita naikkan ke 50 persen," kata Novita Widya Anggraini dalam Public Expose Live 2024 secara daring, Jumat (30/8/2024).
Novita mengungkap, dalam mempertimbangkan besarnya pertumbuhan dividen, yang dilakukan BNI untuk evaluasi pertama adalah kecukupan permodalan. Menurutnya, saat ini permodalan BNI pada Tier I mencapai 19 persen, jumlah tersebut menunjukan kondisi yang cukup kuat.
"Dalam mempertimbangkan besarnya pertumbuhan dividen yang kita evaluasi pertama adalah kecukupan permodalan BNI, dan yang kita lihat permodalan BNI sampai dengan posisi Juni cukup kuat, cukup sehat yaitu sebesar 20 persen CAR (Capital Adequacy Ratio) dan Tier I kita mencapai 19 persen ini jauh di atas ketentuan OJK," paparnya.
Saat ini BNI telah membagikan dividen sebesar Rp 10,45 triliun pada tahun 2024, jumlah tersebut merupakan 50 persen dari laba bersih BNI untuk tahun buku 2023, yaitu Rp 20,9 triliun.
Perlu diketahui, perolehan laba bersih BNI per Juni 2024 tumbuh sebesar 3,8% secara tahunan (YoY) mencapai Rp10,7 triliun. Pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal kedua sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7% YoY menjadi Rp727 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6% YoY.
Baca Juga: Genjot Pengguna Wondr, BNI Kolab Bareng dengan Bappenas
Pertumbuhan ini didorong oleh segmen korporasi, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 18,7% YoY menjadi Rp403,1 triliun, serta segmen konsumer yang tumbuh 15,1% YoY menjadi Rp132,7 triliun.
Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR). Rasio NPL per Juni 2024 tercatat berada di level 2%, membaik jika dibandingkan Juni tahun lalu yang sebesar 2,5%.
Sementara itu, LaR yang mencakup NPL, kredit pada kolektibilitas 2, dan kredit kolektibilitas lancar yang sedang direstrukturisasi tercatat sebesar 12,3%, membaik dibandingkan Juni tahun lalu sebesar 16,1%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement