Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Beroperasi 2026, Investor China Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Senilai US$200 Juta

        Beroperasi 2026, Investor China Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Senilai US$200 Juta Kredit Foto: The Incubation Network
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Proyek Strategis Nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Kota Makassar memasuki tahap baru dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama yang dilakukan di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). 

        Proyek ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan sampah yang semakin serius sekaligus menyediakan sumber energi terbarukan bagi masyarakat.

        Asisten Deputi pada Kemenko Marves, Ridha Yasser, menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di Indonesia telah diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2008, yang menekankan pentingnya pengelolaan yang sistematis dan berkelanjutan. 

        “Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik berbasis teknologi ramah lingkungan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kedaruratan sampah,” ujarnya.

        Baca Juga: Sistem Pengolahan Limbah di IKN Mampu Konversi Sampah Jadi Energi

        Proyek ini, yang ditujukan untuk mengurangi volume sampah hingga 80 persen, akan menggunakan teknologi Waste to Energy (WtE). Dengan kapasitas 1.300 ton/hari dan dua jalur pembakaran berkapasitas 2x650 ton/hari, proyek ini tidak hanya berfungsi untuk mengelola sampah tetapi juga mengurangi emisi gas rumah kaca, mendukung Indonesia dalam mencapai target netral karbon.

        Penandatanganan kerja sama antara Pemerintah Kota Makassar dan konsorsium internasional yang melibatkan SUS Shanghai Holding Limited, Shanghai SUS Environment Co.Ltd, dan PT Grand Puri Indonesia, menandai komitmen kedua belah pihak dalam menyukseskan proyek ini. 

        Jiao Xue Jun, CTO SUS Environment, menyampaikan bahwa perusahaan mereka akan memanfaatkan keunggulan teknologi dan manajemen untuk memastikan efisiensi dalam pembangunan dan operasi proyek. 

        “Kami berharap proyek ini akan memberikan dorongan baru bagi perkembangan berkelanjutan di Indonesia,” ujarnya.

        Baca Juga: Waste to Wealth Perusahaan Teknologi Pengolahan Sampah, Ubah Sampah Jadi Produk Bernilai Ekonomi

        Diharapkan proyek PLTSa ini akan mulai beroperasi pada akhir tahun 2026 dan menjadi contoh penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia serta kawasan Asia Tenggara. 

        Selain itu, selama fase pembangunan, proyek ini akan menciptakan banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat, berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi lokal.

        Dengan inisiatif ini, diharapkan kolaborasi antara China dan Indonesia di bidang energi hijau dan perlindungan lingkungan dapat semakin diperkuat, memberikan dampak positif bagi keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: