Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahas Mobil Listrik, Bahlil Optimis Dunia akan Bergantung ke Indonesia

        Bahas Mobil Listrik, Bahlil Optimis Dunia akan Bergantung ke Indonesia Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan data geologi Amerika mengungkap cadangan nikel yang tersimpan di Indonesia mencapai 45%.  Hal ini menjadi sumber daya besar bagi Indonesia untuk memegang gameplay industri kendaraan listrik dunia.

        ”Mobil listrik itu bahan baku, 60% komponennya mobilnya, 40% adalah baterainya. Nah baterainya itu komponennya ada 4, mangan, kobal, litium, dan nikel, dari 4 itu 80% nikel,” ujar Bahlil dalam Repnas National Conference & Awarding Night, di Jakarta, Senin 14/10/2024.

        Baca Juga: Karir Bahlil Melesat, Presiden Jokowi: Lincah Sekali

        Dalam Paparannya, Bahlil menunjukkan bahwa peta jalan menuju 2030, Pemerintah menargetkan sebanyak 13 juta motor kendaraan listrik mengaspal dengan 6 juta kendaraan hasil konversi, 7 juta kendaraan listrik non konversi. Untuk kendaraan roda 4, Pemerintah menargetkan sebanyak 2 juta unit.

        Untuk itu Pemerintah akan menggeber pembangunan 50 ribu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 200 ribu Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) hingga tahun 2030. 

        "Mobil listrik pasti tergantung pada bahan baku, nikel, kobal, mangan Republik Indonesia. Jadi kalau kita bicara tentang kedaulatan negara kita tahu tentang geopolitik. Nah sekarang investasi sudah masuk. CATL, pabrik terbesar di dunia, LG dan kita adalah yang meletakkan pabrik pertama yang terintegrasi di dunia dari hulu ke hilir,” tandas Bahlil Lahadalia. 

        Baca Juga: Bahlil soal Menteri Era Jokowi Akan Kembali Masuk di Kabinet Prabowo

        Dengan makin meningkatnya investasi yang masuk ke Indonesia diharapkan ini bisa meningkatkan akselerasi kendaraan listrik. Hal ini penting untuk mengurangi konsumsi BBM sebanyak 29,8 juta barrel, mengurangi 7,2 juta ton emisi karbon CO2e.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: