Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) dan nomor 1, Mahyeldi Ansharullah - Vasco Ruseimy mendapatkan tingkat elektabilitas yang sangat tinggi. Masyarakat Sumbar menginginkan pasangan ini melanjutkan pembangunan di Tanah Minang.
“Dalam pertanyaan terbuka, pasangan Mahyeldi Ansharullah-Vasco Ruseimy unggul dengan elektabilitas 66,9% mengalahkan (calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar dan nomor 2) Epyardi Asda – Ekos Albar dengan elektabilitas 14,9%,” kata CEO Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago saat memaparkan survei preferensi pemilih bertajuk Meneropong Peta Elektoral Terkini Pemilihan Gubernur Sumatera Barat pada Pilkada 2024, Selasa (22/10).
Dia menambahkan dalam pertanyaan tertutup simulasi 2 nama, Mahyeldi Ansharullah unggul dengan elektabilitas 70,6% mengalahkan Epyardi Asda dengan elektabilitas 16,3%. Dari sisi popularitas, Mahyeldi Ansharullah menempati peringkat pertama dengan angka popularitas 88,8%, disusul oleh Vasco Ruseimy (61,4%) di posisi kedua dan Epyardi Asda (51,1%) di posisi ketiga.
Dalam pertanyaan terbuka, lanjut dia, Mahyeldi Ansharullah unggul dengan elektabilitas 56,6% mengalahkan Epyardi Asda dengan elektabilitas 13%. Dalam pertanyaan terbuka, Vasco Ruseimy unggul dengan elektabilitas 56,1% mengalahkan Ekos Albar dengan elektabilitas 12,9%.
Sementara dalam pertanyaan tertutup simulasi 2 nama, Vasco Ruseimy unggul dengan elektabilitas 63,5% mengalahkan Ekos Albar dengan elektabilitas 16,6%. Dalam simulasi surat suara calon Gubernur Sumatera Barat, pasangan Mahyeldi Ansharullah – Vasco Ruseimy unggul dengan elektabilitas 70,3% mengalahkan pasangan Epyardi Asda - Ekos Albar dengan elektabilitas 16,8%.
Alasan pemilih
Pangi menambahkan mayoritas responden adalah pemilih rasional dan pemilih Psikologis yang menekankan pada kapasitas dan karakter personal kandidat sehingga para kandidat semestinya lebih memfokuskan diri untuk memperkenalkan dan menunjukkan kualitas personal dari pada memainkan isu dan sentimen primordial yang cenderung rasial, Pendekatan politik identitas semacam ini sudah semestinya ditinggalkan.
Mayoritas responden sudah mantap dengan pilihan calon gubernur, namun sebagian responden masih mungkin berubah pilihannya, perubahan pilihan ini dipengaruhi oleh Kinerja calon yang tidak memenuhi harapan, perubahan sikap/kebijakan dari calon yang sebelumnya didukung dan kinerja yang tidak memenuhi harapan.
Kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah daerah sangat baik, sebagian besar masyarakat merasa puas terhadap kinerja gubernur-wakil gubernur saat ini meskipun masih ada sebagian warga yang merasa tidak puas, namun secara umum mayoritas masyarakat menganggap program-program pemerintah daerah layak untuk dilanjutkan dibawah kepemimpinan Mahyeldi Anshorullah sebagai gubernur Sumatera Barat.
“Di sisi lain mayoritas masyarakat masih sangat menginginkan Mahyeldi Anaharullah untuk melanjutkan kepemimpinannya sebagai gubernur Sumatera Barat untuk periode 2024-2029,” tegasnya.
Pada kesempatan sama pengamat politik Universitas Andalas, Aidinil Zetra menambahkan bahwa mayoritas responden (63,7%) adalah pemilih rasional, disusul oleh pemilih Psikologis (16,3%) dan pemilih Sosiologis (14,3%). Mayoritas responden (69,8%) sudah mantap, namun 21% responden belum mantap / masih mungkin berubah dengan pilihan calon gubernur Sumatera Barat.
Perubahan pilihan ini dipengaruhi oleh Kinerja calon yang tidak memenuhi harapan (34%), Perubahan sikap/kebijakan dari calon yang sebelumnya didukung (18,3%), dan Penemuan informasi baru tentang calon atau partai (8,3%).
“Meningkatkan kualitas pendidikan (24,4%), Perbaikan Infrastruktur (14,6%), dan Mengatasi masalah kemiskinan (14,1%), merupakan harapan responden kepada calon gubernur Sumatera Barat yang sudah dipilih,” tuturnya.
Mayoritas responden sudah mengetahui adanya pemilu serentak pada 2024, kata Aidinil, meskipun masih ada sebagian yang belum mengetahui informasi tersebut, menunjukkan perlunya peningkatan sosialisasi. Dari mereka yang sudah tahu, mayoritas menyatakan akan berpartisipasi dalam pemilihan kepala daerah, menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk terlibat dalam proses demokrasi lokal.
Ia juga mengatakan mayoritas responden sudah punya kandidat yang akan dipilih sebagai calon gubernur-calon wakil gubernur, namun masih ada sebagian responden yang belum menentukan pilihan karena kurangnya informasi mengenai para kandidat, menekankan pentingnya kandidat untuk lebih aktif memperkenalkan diri dan program mereka kepada publik.
Mayoritas responden memilih berdasarkan figur calon daripada partai pengusung, menekankan pengaruh karakter pribadi calon dalam keputusan pemilih dan pentingnya personal branding. Kinerja dan pengalaman, visi-misi, serta kapasitas atau kompetensi yang dimiliki menjadi faktor utama yang dipertimbangkan, menunjukkan bahwa pemilih sangat mempertimbangkan track record dan rencana konkret kandidat.
“Responden menginginkan calon yang jujur, bersih dari korupsi, merakyat religius, menunjukkan harapan yang tinggi terhadap integritas, karakter dan kapasitas kepemimpinan kandidat. Kombinasi dari antusiasme untuk berpartisipasi, penekanan pada figur calon, serta harapan tinggi terhadap integritas dan kemampuan pemimpin, menggambarkan pandangan dan harapan masyarakat terhadap pemimpin dari hasil pemilihan kepala daerah mendatang,” pungkasnya.
Pangi menambahkan bahwa survei ini Survei dilakukan selama 10 hari, dari 07 – 16 Oktober 2024 dengan populasi adalah seluruh WNI yang berdomisili di provinsi Sumatera Barat dan mempunyai hak pilih (memiliki KTP), ketika survei ini dilaksanakan. Sampel berasal dari 19 Kabupaten/kota di provinsi Sumatera Barat yang terdistribusi secara proporsional berdasarkan besaran jumlah penduduk.
Jumlah responden survei ini sebanyak 800 orang dengan proporsi (50:50) laki-laki dan Perempuan. Pengambilan Sampel menggunakan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar ±3,47% Pada tingkat kepercayaan 95%.
Mengkonfirmasi ulang 20% dari total sampel secara random dengan cara mendatangi dan mewawancarai kembali responden terpilih oleh koordinator wilayah dan 10% oleh tim verifikator voxpol pusat dengan mewawancarai kembali responden melalui telepon untuk memastikan validasi data. “Setiap responden terpilih dilakukan wawancara dengan metode tatap muka (face to face) oleh pewawancara yang sudah terlatih dengan menggunakan aplikasi berbasis android, i-voxpol,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat