Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prediksi Kebijakan Proteksionis Trump: Dolar AS Jadi Pemenang Utama

        Prediksi Kebijakan Proteksionis Trump: Dolar AS Jadi Pemenang Utama Kredit Foto: Antara/REUTERS/Jonathan Ernst
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (AS) mencatat penguatan tajam pada penutupan perdagangan di Senin (11/11). Penguatan tersebut dipicu oleh optimisme tinggi  pasar atas potensi kebijakan tarif baru yang diusung oleh Donald Trump.

        Dillansir Selasa (12/11), Indeks Dolar AS naik 0,56% menjadi 105,59. Hal tersebut menjadi tanda bagaimana perkasanya mata uang terkait akan mata uang utama lainnya seperti Euro.

        Baca Juga: Euforia Investor akan Kemenangan Trump: Dow Jones dan Bitcoin Cetak Rekor!

        Ahli Strategi BMO Global Asset Management, Bipan Rai mengatakan pasar memprediksi akan ada kebijakan proteksionis dari Trump. Hal ini akan berujung pada penguatan Dolar AS.

        “Pasar semakin memprediksi kebijakan proteksionis Trump, sehingga dolar AS menjadi pemenang utama dalam situasi ini," ungkapnya.

        Wacana Trump menunjuk Robert Lighthizer sebagai pemimpin kebijakan perdagangan juga menguatkan sentimen tersebut. Lighthizer dikenal dengan pendekatan keras terhadap tarif. Terdapat juga potensi perubahan besar soal kebijakan moneter dari The Fed.

        Pasar memperkirakan langkah-langkah Trump, termasuk penerapan tarif baru dan pemotongan pajak, dapat mendorong inflasi serta meningkatkan imbal hasil obligasi AS. Hal ini diprediksi akan membatasi ruang bagi The Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter, sehingga memperkuat posisi dolar.

        Adapun menguatnya dolar AS justru menjadi petaka bagi mata uang utama lainnya seperti Euro. Tercatat mata uang tersebut turun 0,7% menjadi US$1,0643.

        Baca Juga: Anjlok Parah, Harga Emas Terbebani Perkasanya Dolar AS

        Penurunan tersebut tentu dipengaruhi sentimen soal Trump. Namun kondisi politik Eropa juga punya andil dalam penurunan Euro. Salah satunya adalah disetujuinya pemilihan umum cepat oleh Kanselir Jerman, Olaf Scholz.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: