Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        WJEF 2024, Kolaborasi BI Jabar dan Pemprov Dorong Transisi Energi dan Ekonomi Hijau Berkelanjutan

        WJEF 2024, Kolaborasi BI Jabar dan Pemprov Dorong Transisi Energi dan Ekonomi Hijau Berkelanjutan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Pertumbuhan ekonomi secara global dihadapkan pada tantangan perubahan iklim. Kondisi ini berpotensi menimbulkan risiko fisik dan transisi yang pada akhirnya berdampak pada stabilitas moneter dan sistem keuangan, sehingga diperlukan peran bank sentral untuk dapat melakukan mitigasi risiko, antara lain melalui: memastikan ketahanan sektor keuangan; mendukung transisi yang teratur, adil, dan berkemampuan; dan memperkuat sinergi lintas otoritas.

        Merespon hal tersebut, Plh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar mengatakan pihaknya mengimplementasikan kerangka kebijakan hijau melalui 3 pilar, yaitu pilar penguatan kebijakan makroprudensial hijau, melalui perbankan sebagai kontributor emisi karbon terbesar melalui debiturnya dengan program greening the financing dan greening the debtors

        Pada pilar kedua, Bank Indonesia mengimplementasikan kebijakan pendalaman pasar uang hijau, yaitu dengan memperluas instrumen hijau seperti surat berharga komersial hijau, repo hijau, dan derivative hijau lainnya. 

        "Selain itu, Bank Indonesia juga memperbanyak cadangan devisa dalam bentuk obligasi hijau serta memanfaatkannya sebagai instrumen moneter," kata Muslim kepada wartawan di Bandung, Kamis (21/11/2024).

        Lebih lanjut pada pilar ketiga, Bank Indonesia mengimplementasikan kebijakan pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif hijau dengan membina dan mengembangkan UMKM hijau yang diklasifikan ke dalam 3 (tiga) tahap, yakni Eco-Adapter (telah mengadopsi namun belum jadi bagian inti), Eco Entrepreneur (sudah menerapkan sebagai bagian bisnisnya), dan Eco-Innovator (sudah berinovasi untuk meningkatkan produksi yang mengurangi dampak lingkungan).

        Muslimin menegaskan, BI Jawa Barat terus mendukung pengembangan ekonomi hijau di Jawa Barat. Dukungan tersebut diberikan baik dalam tatanan kebijakan melalui penyusunan Kajian Ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang menghasilkan 9 rekomendasi konkret untuk pengembangan kendaraan listrik di Indonesia, baik dari sisi hulu, hilir, dan regulasi.

        Sedangkan, pada tataran implementasi kebijakan, dilakukan antara lain melalui gelaran West Java Energy Forum (WJEF) 2024 untuk mendukung green investment melalui peningkatan supply proyek energi baru terbaruan (EBT), dan mendorong demand akan penggunaan EBT secara luas. 

        Baca Juga: Atasi Intermitten EBT, PLN NP Segera Operasikan BESS

        Berkaitan dengan pengembangan UMKM hijau, BI Jabar bersama Pemprov Jabar juga melakukan upaya promosi produk UMKM hijau ke pasar domestik dan global melalui Karya Kreatif Jawa Barat (KKJB). 

        Sebagai upaya promosi peluang investasi kepada investor domestik dan internasional, BI Jawa Barat bersama Pemprov Jawa Barat telah menyelenggarakan West Java Investment Summit (WJIS) sejak tahun 2019, yang di antaranya menawarkan proyek investasi ramah lingkungan dan berkonsep green investment yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, seperti proyek Legok Nangka, Groundbreaking Vinfast, dan TPPAS Cirebon Raya.

        "Tidak hanya investasi secara fisik, BI Jawa Barat juga turut berperan dalam investasi SDM pendukung ekonomi hijau melalui program Dedikasi Untuk Negeri kepada 9 sekolah vokasi yang memiliki kurikulum terkait EBT," ungkapnya.

        Adapun, Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menyambut baik pelaksanaan WJEF 2024 sebagai langkah penting menuju transisi penggunaan energi ramah lingkungan dan terbarukan. 

        Kegiatan ini sejalan dengan komitmen nasional Indonesia untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Jawa Barat memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki seperti limbah dan panas bumi, menjadikannya pelopor dalam transisi energi di Indonesia. 

        "Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan investasi yang signifikan. Pemerintah Jawa Barat siap memberikan insentif fiskal dan nonfiskal kepada investor energi hijau yang tertarik berinvestasi di wilayah ini," ungkapnya.

        Baca Juga: Wamen ESDM: Indonesia Butuh Rp1.200 Triliun untuk EBT

        Selain itu, seluruh masyarakat diimbau untuk berkontribusi dalam transisi energi, dimulai dari langkah-langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghemat penggunaan listrik.

        Dalam rangkaian WJEF 2024, Bey Machmudin juga secara simbolis melakukan peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap pada 7 SMAN dan SMKN di Jawa Barat, sekaligus pencanangan duta energi sekolah dengan menandatangani prasasti yang akan diletakkan di SMAN 1 Cianjur, SMN 2 Bogor, SMKN 1 Purwakarta, SMKN 1 Cimahi, SMKN 1 Garut, SMKN 2 Tasikmalaya dan SMKN 1 Cirebon. 

        "Sinergi antara Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dinas beserta pemangku kepentingan lainnya akan terus dilaksanakan dalam rangka menyukseskan program transisi energi serta pengembangan ekonomi hijau dan berkelanjutan," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: