Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Helmi Muhansyah, mengungkapkan bahwa saat ini prospek industri sawit ke depannya masih menjanjikan. Hal ini dikarenakan banyak produk turunan sawit yang mulai menjamur di pasaran dan bisa memenuhi kebutuhan pangan, pakan, serta manufaktur.
Helmi mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya telah melakukan sejumlah program untuk mendukung diversifikasi sawit agar bernilai tambah. Salah satunya adalah helm sawit, paraffin sawit, baterai dari limbah sawit, hingga pengawet buah.
Baca Juga: Lewat Intercropping, PTPN Optimalkan Lahan Sawit untuk Dukung Ketahanan Pangan
“Ada riset yang menunjukkan sawit kandungannya sama dengan air susu ibu, besar vitamin E dan A-nya. Ini bisa dijadikan bagian untuk program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo sebagai suplemen,” ungkap Helmi dalam acara workshop Diversifikasi Produk Kelapa Sawit Khusus Pakan Ternak, Biomassa, Cokelat, Krimer dan Dupa Sawit, ditulis Kamis (28/11/2024).
Di sisi lain, pihaknya juga mengaku memiliki program UMKM naik kelas untuk menghasilkan produk UMKM sawit lainnya seperti batik, lilin, hingga sabun.
Dalam kesempatan yang sama, Andika Kristinawati selaku CEO PT Interstisi Material Maju menyebut jika pihaknya telah memulai pengembangan limbah sawit sebagai produk turunan yang dipasarkan secara komersial dalam cakupan yang lebih luas.
Perusahaan yang dia pimpin berhasil melakukan inovasi berupa pengolahan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi serat yang dijadikan bahan dasar pembuatan helm sawit. Helm ini terbagi atas tiga fungsi dasar yakni helm safety, helm trendy, dan helm healthy. Adapun helm ini dibuat perusahaan dengan merk GC atau Green Composite.
Produksi helm ramah lingkungan yang didukung oleh BPDPKS tersebut sudah termasuk ke dalam produk bio composite dan berpenguat serat alam. Adapun keunggulan Helm GC menurut Andika salah satunya adalah kontribusinya terhadap pengurangan limbah sawit serta lebih meredam benturan berdasarkan hasil uji.
Helm GC ini telah dipasarkan sejak tahun 2017 dan saat ini sudah terdistribusi ke hampir seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Baik melalui layanan pesanan satuan, maupun pre order (PO).
Baca Juga: Kemenperin Jabarkan Dua Kesuksesan Hilirisasi Industri Sawit
Andika melanjutkan, pihaknya saat ini juga tengah mengembangkan TKKS untuk dijadikan bahan baku produk turunan lainnya seperti rompi anti peluru, hingga sawit woven serta non-woven.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: