- Home
- /
- Kabar Sawit
- /
- Agronomi
Jaga Produktivitas Sawit, Pakar Ungkap Tiga Strategi Atasi Perubahan Iklim
Peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Nuzul Hijri Darlan, mengungkapkan bahwa perubahan iklim adalah kenyataan yang mau tidak mau dihadapi dan membutuhkan aksi serta upaya yang nyata dalam mengatasinya. Apalagi dalam konteks industri kelapa sawit.
Pasalnya, kelapa sawit merupakan tanaman yang rentan terhadap perubahan iklim. Hal ini dikarenakan sawit mempunyai sifat yang bergantung pada kondisi lingkungan yang stabil untuk dapat tumbuh secara optimal.
Baca Juga: BPDPKS: Prospek Industri Sawit Terus Menjanjikan
Untuk mengantisipasi kerusakan yang ditimbulkan dari perubahan iklim ini, Nuzul menjabarkan ada tiga antisipasi. Di antaranya adaptasi, mitigasi, serta kolaborasi dan kebijakan.
Para pelaku industri sawit, sebagai bentuk tindakan preventif, harus mempersiapkan lahan dan menyehatkan tanamannya terlebih dahulu sehingga mereka tidak akan gagap apabila sawitnya terkena penyakit. Menurut Nuzul, tingkat terjangkit penyakit pada tanaman akan semakin kecil jika tanamannya sendiri dipersiapkan untuk sehat. Sehingga, tanaman tersebut akan bisa lebih adaptif dan bertahan dari berbagai penyakit.
“Kalau tanamannya sehat maka tingkat terjangkit penyakitnya akan kecil dan lebih survive akan bertahan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu dengan menyiapkan pengelolaan air, perlakuan tanah, pemanfaatan bibit unggul, monitoring iklim, analisis iklim, dan identifikasi resiko,” kata Nuzul dalam online training Perubahan Iklim dan Produktivitas Sawit, dikutip Kamis (28/11/2024).
Kegiatan adaptasi, jelas Nuzul, mencakup adaptasi teknik budidaya, monitoring dan analisis iklim, serta diversifikasi pendapatan.
Baca Juga: Lewat Intercropping, PTPN Optimalkan Lahan Sawit untuk Dukung Ketahanan Pangan
Selanjutnya, untuk kegiatan mitigas, Nuzul menyarankan untuk melakukan pengurangan emisi (carbon & metan), konservasi hutan dan keanekaragaman hayati, serta energi terbarukan. Sementara itu, juga diperlukan kolaborasi antar pihak pelaku industri dengan pemerintah sehingga bisa tercipta sinergi maupun kebijakan yang mendukung penurunan emisi gas di industri sawit itu sendiri.
Selain beberapa langkah yang dijabarkan oleh Nuzul, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Heri Budi Wibowo, juga menambahkan jika dampak perubahan iklim terhadap produktivitas sawit bisa dicegah dengan cara melakukan modifikasi cuaca. Penerapan modifikasi cuaca ini dinilai bisa mempertahankan produktivitas sawit dari kerugian yang disebabkan oleh kemarau panjang.
Adapun modifikasi cuaca ini disesuaikan dengan geografi-topografi daerah maupun luas lahan kebun sawit itu sendiri. Strategi modifikasi cuaca yang dilakukan secara tepat ini dinilai bisa memberikan nilai tambah optimal bagi industri sawit.
Baca Juga: Kemenperin Jabarkan Dua Kesuksesan Hilirisasi Industri Sawit
Modifikasi cuaca, jelas Heri, dilakukan untuk mengkondisikan cadangan air di kebun serta mencegah kebakaran akibat dari fenomena kemarau panjang.
“Modifikasi cuaca merupakan kombinasi sumber awan, potensi awan, dan angin. Modifikasi cuaca dapat mempertahankan produktivitas sawit dari kerugian disebabkan kemarau panjang. Pemilihan modifikasi cuaca disesuaikan dengan geografi-topografi daerah dan luas lahan. Strategi modifikasi cuaca yang tepat untuk daerah tertentu memberikan nilai tambah optimal,” ujar Heri.
Untuk diketahui, perubahan iklim merupakan ancaman nyata bagi keberlanjutan produktivitas kelapa sawit di Indonesia. industri kelapa sawit akan mempertahankan produktivitasnya yang optimal dengan langkah yang berkelanjutan. Hal ini tidak bisa lepas dari langkah adaptasi dan mitigasi yang juga tepat.
Selain itu, kunci untuk menjawab tantangan perubahan iklim di perubahan sawit salah satunya adalah sinergi antara inovasi teknologi, praktik berkelanjutan, hingga regulasi yang tepat sasaran dan tidak saling memberatkan satu sama lain.
Baca Juga: Pelatihan Jurnalistik untuk Generasi Baru: Dorong Kelanjutan Sawit Indonesia dari Ibukota Nusantara
Perubahan iklim yang terjadi saat ini, apabila tidak ditangani secara tepat, maka bisa mengancam keberlanjutan industri sawit ke depannya. Maka dari itu, para pelaku industri dituntut untuk adaptif dan memetakan strategi mitigasi untuk menjaga produktivitas sawit di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar