Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Arus Keluar Modal Asing Masih Berlanjut, IHSG Melemah

        Arus Keluar Modal Asing Masih Berlanjut, IHSG Melemah Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan Selasa (28/11), mencatat penurunan sebesar 0,6% ke level 7.200,16. Tren pelemahan ini terjadi di tengah terus berlanjutnya arus keluar modal asing dari pasar saham Indonesia.

        Dalam sesi perdagangan terakhir, investor asing mencatatkan arus modal keluar sebesar Rp840 miliar. Secara kumulatif, dalam 16 hari berturut-turut arus modal asing keluar dari pasar saham mencapai Rp15,3 triliun.

        Secara lebih luas, sepanjang November 2024, terjadi arus keluar modal asing dari pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp27,7 triliun atau setara dengan USD1,7 miliar. Tekanan ini mencerminkan ketidakpastian global yang memengaruhi keputusan investor, khususnya terkait ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga di Amerika Serikat.

        Di sisi lain, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS menunjukkan penguatan meski masih berada di atas level psikologis 15.800. Rupiah ditutup pada level 15.870 per USD, dengan Bank Indonesia (BI) terus melakukan stabilisasi nilai tukar secara terukur dan berhati-hati untuk menjaga cadangan devisa. Selain itu, BI juga memanfaatkan instrumen seperti Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) guna mengantisipasi dampak negatif dari arus keluar modal asing, khususnya di pasar SBN.

        Ke depan, arah pasar global akan sangat dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap keputusan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Desember mendatang. Investor juga mencermati panduan lebih lanjut mengenai peluang penurunan Federal Funds Rate (FFR) pada tahun 2025. Di tengah ketidakpastian ini, investor disarankan untuk berhati-hati dalam mengambil posisi di pasar saham, dengan memperhatikan sentimen global dan kondisi teknikal IHSG.

        Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah, Dampak Libur Thanksgiving di Wall Street

        Analisis Pasar dan Performa Saham

        Mirae Asset Sekuritas Indonesia memberikan gambaran mengenai kinerja saham dan perkembangan ekonomi. Berikut adalah pergerakan utama untuk sektor pasar saham Indonesia dan data ekonomi global yang mempengaruhi dinamika pasar.

        Data Ekonomi EUR: Consumer Confidence dan Inflasi

        Di kawasan Eropa, indikator Consumer Confidence untuk bulan November 2024 tercatat di angka -13,7, sesuai dengan ekspektasi pasar namun sedikit lebih buruk dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat -12,5.

        Hal ini menunjukkan kepercayaan konsumen yang menurun, yang berpotensi memengaruhi perekonomian jangka pendek. Selain itu, Consumer Inflation Expectation mengalami lonjakan ke 17,7, meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan angka 13,5 pada bulan sebelumnya, yang menandakan kekhawatiran yang lebih besar terhadap inflasi di kalangan konsumen Eropa.

        Kenaikan dan Penurunan Kinerja Beberapa Perusahaan

        Beberapa saham di pasar Indonesia mencatatkan lonjakan, baik dari sisi kenaikan maupun penurunan.

        • PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) mengalami lonjakan harga saham sebesar 34,69%, meskipun perusahaan ini melaporkan penurunan laba bersih hingga 62,5% yoy menjadi Rp18,7 miliar. Penurunan laba ini disebabkan oleh penurunan penjualan yang mencapai 21,7% yoy, menjadi Rp436,6 miliar.
        • PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) juga mencatatkan kenaikan 6,85% dalam harga sahamnya. Pada periode 15-20 November 2024, perusahaan ini membeli 13,1 juta saham perseroan, menunjukkan optimisme dalam pengelolaan sahamnya ke depan.
        • PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE) mengumumkan pembagian saham bonus senilai Rp24,4 miliar, yang akan dibagikan pada cum date 2 Desember 2024. Saham UFOE naik 1,97%, mencerminkan respons pasar terhadap kebijakan ini.
        • PT Manggung Polahraya Tbk (MANG) mengalami penurunan signifikan sebesar 9,71%. Laba bersih perusahaan ini tercatat turun 97% yoy menjadi hanya Rp113 juta, seiring dengan penurunan pendapatan sebesar 17,5% yoy menjadi Rp44,9 miliar.
        • PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) juga mencatatkan penurunan sebesar 0,33%, meskipun laba bersihnya berhasil mencatatkan pertumbuhan positif, mencapai Rp8,2 miliar pada September 2024, berbalik dari kerugian Rp39,6 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan laba ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang naik 28,5% yoy menjadi Rp2,3 triliun.

        Baca Juga: Lesu! IHSG Langsung Ambruk ke Level 7.100-an pada Awal Perdagangan Hari Ini

        Analisis Teknikal Saham-Saham Pilihan

        Mirae Asset Sekuritas memberikan analisis teknikal beberapa saham unggulan yang dapat dijadikan perhatian oleh para investor.

        • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini menunjukkan konsolidasi pada level 7.200, dengan rentang perdagangan harian antara 7.189 hingga 7.251. Indeks berada di atas garis tengah Bollinger Bands dan indikator teknikal menunjukkan potensi penguatan meskipun masih ada tekanan dari volume sisi supply yang lebih besar.
        • BRMS menunjukkan pola konsolidasi yang cenderung menguat. Dengan target harga Rp444 (+12,12%), saham ini dianjurkan untuk dibeli pada saat melemah.
        • DEWA, meskipun mengalami penurunan harga sebesar 7,02%, tetap memiliki potensi untuk diperhatikan dengan target harga Rp122 (+15,09%) di masa depan.
        • LSIP menunjukkan indikasi penguatan, dengan harga saham cenderung naik. Saham ini dianjurkan untuk dibeli dengan target harga Rp1.250 (+18,48%).
        • XL Axiata (EXCL) mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,3 triliun sesuai dalam laporan keuangan 3Q24, meningkat 2,5% YoY, dengan kontribusi utama datang dari pendapatan data. Namun, ARPU (Average Revenue Per User) turun menjadi Rp41 ribu. Mirae Asset Sekuritas tetap mempertahankan pandangan positif terhadap EXCL, dengan rekomendasi BUY dan target harga Rp2.900 per saham. Risiko utama yang perlu diperhatikan meliputi kemungkinan pertumbuhan ARPU yang lebih lambat dari perkiraan serta dampak dari internet ilegal.

        Disclaimer: Perdagangan Beli Jual Saham adalah instrument investasi yang memiliki risiko kerugian. Semua postingan di laman ini bertujuan utama untuk berbagi informasi seputar market dengan analisa untuk meminimalisirkan risiko. Setiap keputusan transaksi beli jual ada di tangan Anda masing-masing. Kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan ataupun kerugian yang ditimbulkan atas transaksi beli jual yang Anda lakukan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Bagikan Artikel: