Pemerintah berencana melelang sekitar 660 wilayah kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) pada periode 2025 hingga 2026. Langkah ini diambil sebagai upaya meningkatkan capaian lifting minyak di Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pada tahun 1996-1997, Indonesia pernah menjadi anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Saat itu, lifting minyak Indonesia mencapai sekitar 1.500.000-1.600.000 barel per hari, sementara konsumsi dalam negeri hanya 500.000 barel per hari. Dengan begitu, Indonesia masih mampu mengekspor hingga 1 juta barel per hari.
Saat ini, kondisinya terbalik. Lifting minyak Indonesia hanya mencapai 58.000 barel per day sedangkan konsumsi mencapai 1.600.000 barel per day.
Untuk memperbaiki kondisi ini maka Pemerintah akan menggenjot eksplorasi secara massal guna meningkatkan lifting minyak. Termasuk melelang 660 WK di tahun 2025.
”Ada sekitar 660 wilayah kerja yang akan kita melakukan lelang pada tahun 2025-2026. Kemarin saya buka untuk lelang, ada 6 wilayah kerja,” ucap Bahlil dalam Indonesia Minning Summit, Jakarta, Rabu (04/12/2024).
Kata Bahlil saat ini 65% lifting minyak di tanah air dikuasai oleh Pertamina, 25% oleh Exxon Mobile dan sisanya yang lain.
”Total 46.000 sumur lagi, hanya 16.300 yang efektif, yang selebihnya masih idle dan banyak yang harus diselesaikan. Selain itu kita akan mempercepat sumur-sumur yang sudah selesai, sudah selesai eksplorasi tapi belum POD, ada sekitar 301, ini juga kita selesaikan,” tutup Bahlil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait: