Harga logam mulia global termasuk harga emas kembali mencatatkan kenaikan pada penutupan perdagangan Selasa (10/12). Ketegangan geopolitik hingga ekspektasi pelonggaran moneter menjadi pendorong utama kenaikan ini.
Dilansir Rabu (11/12), berikut ini adalah data pergerakan sejumlah harga logam mulia dunia. Emas tercatat mengalami kenaikan yang signifikan:
- Emas Spot: Naik 1,3% ke US$2.692,32 per ons.
- Kontrak Berjangka Emas AS: Menguat 1,2% menjadi US$2.718,40 per ons.
- Perak (Spot Silver): Naik 0,7% ke US$32,04 per ons.
- Platinum: Menguat 0,5% menjadi US$940,90 per ons.
- Palladium: Melemah 0,4% ke US$969,52 per ons.
Wakil Presiden Zaner Metals, Peter Grant mengatakan bahwa kenaikan harga emas ini tidak terlepas dari naiknya permintaan aset aman menyusul memanasnya ketegangan di Timur Tengah.
Di sisi lain, terdapat juga ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral global termasuk dari Federal Reserve (The Fed). Hal tersebut membuat emas semakin dilirik tak hanya karena dianggap aset yang aman namun juga daya tariknya dalam memberikan keuntungan.
“Perhatian pasar tertuju pada pelonggaran kebijakan moneter global. The Fed kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga minggu depan,” ujarnya.
Adapun The Fed saat ini diproyeksikan akan memotong suku bunga sebesar 25 point. Meski begitu, pasar menantikan rilis data inflasi dari Amerika Serikat (AS). Data tersebut dinilai bisa menjadi kunci arah keputusan suku bunga dari The Fed.
Baca Juga: LPS Ungkap Alasan Tak Jamin Simpanan Emas dalam Ekosistem Bullion Bank
China sebagai konsumen emas terbesar dunia juga memberikan angin segar dengan isyarat pemerintah yang berencana akan melakukan kebijakan fiskal proaktif dan pelonggaran moneter untuk tahun 2025. Hal tersebut diyakini akan meningkatkan permintaan emas domestik, terutama menjelang perayaan dari Tahun Baru Imlek.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: