Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Minyak Turun, Pasar Bimbang Gegara Melimpahnya Pasokan

        Harga Minyak Turun, Pasar Bimbang Gegara Melimpahnya Pasokan Kredit Foto: Djati Waluyo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak dunia mencatat penurunan ringan pada penutupan perdagangan di Kamis (12/12). Hal ini tidak terlepas dari masih belum seimbangnya pasokan dan permintaan minyak dunia. Kondisi ini turut mengurangi optimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat (AS).

        Dilansir Jumat (13/12), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2025 turun 27 sen menjadi US$70,02. Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari 2025 turun 11 sen menjadi US$73,41.

        Baca Juga: Bantah Harga Minyakita Naik Gegara Langka, Kemendag: Stok Aman

        Energy Information Administration (EIA) baru-baru ini memproyeksikan surplus pasokan serta permintaan minyak global. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang diproyeksikan oleh Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).

        Analis Komoditas UBS, Giovanni Staunovo menyatakan bahwa hal ini menjadi cerminan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan minyak global saat ini. Ia mengatakan pasar lebih memilih untuk menunggu kepastian kebijakan fiskal global.

        "Pasar saat ini menunggu kepastian kebijakan fiskal global, sehingga pergerakan harga besar tidak diharapkan dalam waktu dekat," ujarnya.

        Meski begitu, investor optimis bahwa permintaan minyak akan meningkat pada tahun depan, khususnya dari China. Hal ini menyusul pengumuman negara tersebut yang akan melakukan kebijakan moneter yang lebih longgar. 

        The Federal Reserve (The Fed) yang diperkirakan akan memangkas suku bunga pada pertemuan mendatang juga turut menambah optimisme pasar bahwa akan ada pergerakan besar untuk harga minyak dalam waktu dekat.

        Baca Juga: Pertamina Dorong Hilirisasi Inovasi Teknologi dan Energi Lewat PFsains

        Sanksi Uni Eropa terhadap Rusia juga menjadi katalis lainnya yang membuat pasar yakin akan pergerakan minyak. Sanksi tersebut menargetkan armada kapal yang membantu Rusia menghindari pembatasan harga minyak US$60 per barel, hal ini diyakini akan berdampak pada pasokan minyak.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: