Harga minyak mentah dunia mencatat kenaikan signifikan pada penutupan perdagangan di Kamis (9/1). Cuaca dingin ekstrem yang melanda menjadi pemicu utama lonjakan permintaan bahan bakar untuk musim dingin, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir Jumat (10/1), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik 65 sen (0,89%) menjadi US$73,97 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara hanya minyak Brent menguat 78 sen (1,02%) menjadi US$76,94 per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca Juga: Posko Nataru ESDM Ditutup, Kepala BPH Migas Sampaikan Kondisi BBM, LPG, hingga Geologi
Founding Partner Again Capital New York, John Kilduff mengatakan lonjakan permintaan bahan bakar akibat musim dingin menjadi katalis utama pergerakan harga minyak kali ini.
“Permintaan bahan bakar musim dingin melonjak tajam di AS,” ujar John.
Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan pemrosesan minyak mentah meningkat sebesar 45.000 barel per hari hingga 3 Januari, dengan tingkat pemanfaatan mencapai 93,3%.
Adapun China juga turut memberikan angin segar dengan adanya Libur Tahun Baru Imlek. Diharapkan libur tersebut mendorong konsumsi bahan bakar pemanas hingga memperkuat permintaan dari Asia.
Pasar juga diperkirakan akan segera mendapatkan efek kebijakan ekonomi dan geopolitik global. Presiden Joe Biden diperkirakan akan mengumumkan sanksi tambahan terhadap Rusia. Hal ini bisa semakin menekan angka produksi minyak global.
Baca Juga: Pertamina Ungkap Proyeksi Cadangan Migas Baru di Sumsel
Adapun Harga kontrak jangka pendek yang lebih tinggi dibandingkan jangka panjang mencerminkan tingginya permintaan atau pasokan yang menipis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement