Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Incar Laba di 2025, Bank Neo Commerce Ungkap Strateginya

        Incar Laba di 2025, Bank Neo Commerce Ungkap Strateginya Kredit Foto: Annisa Nurfitri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) menegaskan arah bisnisnya untuk tahun 2025 dengan strategi yang mengedepankan inovasi digital dan efisiensi biaya. 

        Direktur Utama BNC, Eri Budiono, menyampaikan keyakinannya bahwa bank digital ini mampu mencetak laba hingga akhir 2024, sembari menyiapkan langkah strategis untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang.

        “Kami perhatikan sekali performance BNC tiap bulannya. Sampai September, kami masih mencatatkan kinerja positif. Ke depan, kami akan terus menjaga kualitas kredit dan mengontrol biaya operasional agar tetap kompetitif,” ujar Eri, dalam acara Public Expose, Jakarta, Kamis (19/12/2024). 

        Eri menjelaskan, keberhasilan BNC hingga kini tidak lepas dari fokusnya pada nasabah milenial dan Gen Z yang menjadi pengguna utama aplikasi neobank. Dengan basis lebih dari 27 juta nasabah, BNC memanfaatkan platform ini untuk meningkatkan transaksi melalui berbagai produk dan fitur yang terarah.

        Baca Juga: Bank Neo Commerce Genjot Inklusi Keuangan Lewat Kerja Sama Strategis

        “Aplikasi neobank kami tetap menjadi pilihan utama. Dengan produk dan fitur yang sesuai dengan segmentasi pasar, kami optimistis dapat mempertahankan loyalitas nasabah sambil memperluas basis pengguna di 2025,” tambahnya.

        Strategi BNC di 2025 juga mencakup penurunan biaya dana (cost of fund) melalui program bundling dan referral. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan porsi dana murah sekaligus menjaga likuiditas bank dalam kondisi stabil.

        Di tengah dinamika ekonomi global dan domestik yang penuh ketidakpastian, BNC tetap berhati-hati dalam menyusun proyeksi bisnisnya. Salah satu tantangan utama adalah implementasi PPN 12% yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat dan pengumpulan Dana Pihak Ketiga (DPK).

        Baca Juga: Peningkatan Kredit Korporasi Dorong Laba Bank Neo Commerce Menjadi Rp4,06 Miliar

        “Kami masih memantau dampak PPN 12%. Meski demikian, dengan berbagai program stimulus dari pemerintah, kami optimistis industri perbankan tetap memiliki peluang untuk tumbuh di tahun depan,” ungkap Eri.

        Selain itu, BNC juga mengakui bahwa kondisi geopolitik dan ekonomi global memerlukan adaptasi cepat. Oleh karena itu, bank ini berencana melakukan evaluasi berkala terhadap kebijakan suku bunga dan strategi pemasaran.

        Divestasi Saham Akulaku dan Rencana Jangka Panjang

        Mengenai rencana divestasi saham oleh Akulaku Group, Eri menegaskan proses tersebut akan dilakukan bertahap selama lima tahun ke depan sesuai regulasi. “Proses divestasi ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Kami juga terus menjajaki kerja sama dengan calon investor baru untuk mendukung pertumbuhan kami di masa mendatang,” jelasnya.

        Dengan rasio Loan to Deposit (LDR) yang masih rendah di angka 65%, BNC optimistis dapat menjaga stabilitas likuiditas sambil meningkatkan profitabilitas. “Sumber likuiditas kami saat ini masih bergantung pada DPK. Namun, jika kami sudah mencetak laba, akses ke sumber lain akan lebih terbuka,” tutup Eri.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: