- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pendapatan Merosot, Platinum Wahab Nusantara (TUGK) Siapkan Rencana Ambisius pada 2025
PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TUGK) menyampaikan rencana strategis untuk memperkuat kinerja perusahaan di tahun 2025 melalui tiga langkah utama, yaitu penguatan modal kerja, pengembangan bisnis, dan manajemen utang. Langkah ini diambil untuk mendukung pertumbuhan bisnis sekaligus memperbaiki posisi keuangan perusahaan.
Dalam materi public expose, manajemen menjelaskan bahwa TGUK berencana mengalokasikan 30% investasi untuk modal kerja. Dana ini difokuskan untuk mendukung biaya operasional 26 gerai, 8 island, dan 1 toko internasional.
Selain itu, perusahaan yang bergerak di industri makanan dan minuman ini menargetkan peningkatan produktivitas kanal penjualan hingga 40%, yang diharapkan dapat menopang pertumbuhan pendapatan secara signifikan.
Baca Juga: Pendapatan Usaha Tembus Rp1,33 Triliun, Waskita Beton (WSBP) Incar Kontrak Baru Naik 20% Tahun Depan
Sementara itu, untuk pengembangan bisnis akan menyerap 30% dari total investasi. TUGK berencana menggandakan jumlah gerai dari 25 menjadi 50 unit. Island store yang saat ini berjumlah 8 juga rencananya akan ditambah menjadi 60.
Tidak hanya di pasar domestik, perusahaan juga akan memperluas jangkauan internasional, termasuk ke pasar Australia, dengan model franchise yang ditargetkan tumbuh empat kali lipat.
Adapun 40% investasi akan dialokasikan untuk manajemen utang. Perusahaan memprioritaskan penghapusan utang kepada vendor bahan baku untuk membuka kembali jalur pasokan yang sempat terhenti.
TUGK juga berencana merestrukturisasi utang usaha guna menjaga stabilitas keuangan. Sebagai bagian dari transformasi digital, perusahaan pun menargetkan kontribusi penjualan online meningkat dari 27% menjadi 55%.
Baca Juga: Pelanggan dan Pendapatan Smartfren Merosot Berjamaah pada Q3 2024, Ini Penyebabnya
Diketahui, berdasarkan laporan keuangan interim hingga September 2024, pendapatan TUGK anjlok menjadi Rp69,80 miliar dari sebelumnya Rp100,12 miliar pada September 2023. Jumlah aset Perseroan juga merosot dari Rp200,65 miliar pada kuartal III 2023 menjadi Rp195,58 miliar pada kuartal III tahun ini.
Sementara itu, liabilitas melonjak Rp38,54 miliar dari sebelumnya Rp23,40 miliar. Adapun ekuitasnya tercatat ambruk menjadi Rp157,03 miliar dari Rp177,24 miliar.
Baca Juga: Wang Chuanfu Sang Pendiri BYD, Dulu Anak Petani Miskin Kini Nomor 10 Terkaya di China
Sebelumnya, penurunan pendapatan dari bulan April 2024 hingga September 2024, mendorong TUGK melakukan sejumlah upaya untuk mengendalikan biaya operasional. Mulai dari melakukan pengurangan outlet, jumlah karyawan, hingga pemindahan lokasi kantor utama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait: