PT PLN (Persero) dinilai memiliki peluang besar untuk memanfaatkan teknologi smart grid dalam mengelola jaringan listrik yang lebih cerdas, efisien, dan andal untuk masyarakat dari Indonesia.
Dilansir Jumat (27/12), Sekertaris Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Jakarta, Fauzan Fadel Muhammad mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan listrik dibutuhkan untuk menghadirkan keandalan listrik yang efisiensi dan berkeberlanjutan.
Baca Juga: PLN Maju Jadi Pelopor Adopsi TNFD di Indonesia
PLN menurutnya bisa melakukan optimalisasi sektor energi dengan memaksimalkan peran anak usaha untuk menjadi aggregator dalam implementasi smart grid di Indonesia.
Apa Itu Smart Grid?
Smart grid adalah sistem jaringan listrik modern yang memanfaatkan teknologi digital untuk mengintegrasikan pembangkitan, transmisi, distribusi, dan konsumsi energi. Teknologi ini memungkinkan monitoring, analisis, kontrol, dan komunikasi real-time untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan pasokan energi. Fitur utama smart grid meliputi:
- Pemantauan Real-Time: Kemampuan untuk memantau kondisi jaringan listrik secara langsung.
- Pengelolaan Beban (Demand Response): Mengoptimalkan penggunaan listrik berdasarkan kebutuhan pelanggan.
- Integrasi Energi Terbarukan: Memadukan energi surya, angin, dan sumber lainnya ke dalam jaringan utama.
Fauzan mengatakan bahwa penerapan teknologi smart grid perlu sinergi dari berbagai pihak mengingat skala operasi nasional yang mencakup seluruh wilayah dari Sabang hingga Merauke. Dengan jaringan yang tersebar dengan skala tersebut, implementasi smart grid memerlukan koordinasi yang kompleks.
Di sisi lain, terdapat juga tantangan kompleks yang mesti dihadapi dalam penerapan smart grid seperti kemampuan keuangan, teknologi hingga sumber daya manusia (SDM).
PLN Sebagai Aggregator Smart Grid
PLN didorong untuk memacu anak perusahaanya untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja induk perusahaan. Fauzan mengatakan, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan membuat mereka menjadi aggregator dalam smart grid.
Aggregator adalah entitas yang berfungsi sebagai penghubung antara produsen energi, penyedia layanan (seperti PLN), dan konsumen. Dalam konteks smart grid, aggregator bertugas untuk mengintegrasikan data dari berbagai unit (misalnya, pembangkit listrik, smart meter, dan konsumen), mengelola distribusi energi terbarukan dan tradisional serta memberikan solusi inovatif berbasis teknologi digital.
PLN didorong untuk mengaktifkan anak atau cucu perusahaan yang saat ini kurang produktif untuk mengambil peran sebagai aggregator. Fauzan mengatakan bahwa mereka bisa memulai hal tersebut dengan mengidentifikasi potensi setiap anak maupun cucu perusahaan.
"Lakukan audit terhadap anak/cucu perusahaan untuk mengidentifikasi potensi dan kesesuaian mereka dengan kebutuhan implementasi smart grid," ungkapnya.
Fauzan juga mendorong adanya penguatan sinergi baik antara anak dan cucu perusahaan maupun dengan PLN. Tak lupa hak tersebut juga mesti dibarengi pengembangan sumber daya manusia serta kolaborasi dengan berbagai pihak baik swasta, pemerintah maupun akademisi.
"Anak/cucu perusahaan dapat bekerja sama dengan pihak eksternal, seperti startup teknologi atau universitas, untuk mengembangkan solusi smart grid yang inovatif," jelas Fauzan.
Strategi Implementasi Smart Grid PLN
PLN juga mesti melakukan terobosan untuk mengoptimalkan bisnisnya baik melalui kehadiran inovasi baru berbasis teknologi seperti pengelolaan smart meter, integrasi energi terbarukan, atau platform digital untuk monitoring energi.
Fauzan mengatakan pengembangan infrastruktur digital merupakan hal krusial dalam pemanfaatan ekosistem smart grid.
PLN menurutnya bisa membangun pusat kendali digital yang mengintegrasikan data dari seluruh jaringan serta dapat memantau konsumsi listrik konsumen secara real-time. Teknologi smart grid juga bisa diintegrasikan ke dalam pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan biomassa ke dalam jaringan utama PLN.
"Gunakan teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) untuk mendeteksi potensi gangguan pada jaringan listrik. Aggregator dapat mengelola platform pemeliharaan prediktif untuk meningkatkan keandalan pasokan energi," jelas Fauzan.
PLN bersama dengan anak perusahaannya juga dapat mengembangkan aplikasi atau platform digital yang memberikan insight kepada pelanggan, seperti saran penghematan energi atau informasi tagihan listrik real-time.
"Anak/cucu perusahaan yang diaktifkan sebagai aggregator juga dapat menawarkan layanan teknologi ini kepada pihak eksternal (pemerintah daerah, perusahaan swasta, dll.), menciptakan sumber pendapatan baru untuk grup dari PLN," ungkap Fauzan.
Manfaat Smart Grid untuk PLN
Fauzan mengatakan inovasi smart grid bisa menjadi kunci untuk mengoptimalkan kinerja dari PLN Group. Menurutnya, teknologi ini memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan semua lini usaha yang sebelumnya kurang produktif untuk menjadi lebih maksimal dalam mendukung kinerja dari PLN.
"Dengan peran baru sebagai aggregator, anak/cucu perusahaan menjadi pionir dalam transformasi digital PLN. Implementasi smart grid yang sukses akan meningkatkan daya saing mereka dalam pasar energi internasional," jelasnya.
Fauzan mendorong teknologi smart grid untuk segera diimplementasikan oleh PLN. Menurutnya, teknologi ini akan menjadi kunci pemerintah menciptakan jaringan listrik yang lebih andal, efisien, dan ramah lingkungan, sekaligus memaksimalkan potensi dari PLN Group.
Baca Juga: SPKLU PLN Banjir Pelanggan, Transaksi Meroket hingga 400%!
"PLN dapat menciptakan jaringan listrik yang lebih andal, efisien, dan ramah lingkungan, sekaligus memaksimalkan potensi anak/cucu perusahaan untuk memberikan kontribusi nyata bagi induk perusahaan," tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar