Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saling Lempar Kebijakan Tarif, Bursa Asia Dibayangi Ancaman Perang Dagang China-AS

        Saling Lempar Kebijakan Tarif, Bursa Asia Dibayangi Ancaman Perang Dagang China-AS Kredit Foto: Reuters/Aly Song
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bursa Asia mencatat lonjakan signifikan pada penutupan perdagangan di Selasa (4/2). Penguatan ini terjadi setelah investor cukup merasa lega dengan adanya penundaan kebijakan tarif untuk Meksiko dan Kanada.

        Dilansir dari CNBC International, Rabu (5/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah indeks utam yang tergolong masuk ke Bursa Asia. Hampir semua indeks mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan:

        • Hang Seng (Hong Kong): Naik tajam 2,83% ke 20.789,96.
        • Nikkei 225 (Jepang): Menguat 0,72% ke 38.798,37.
        • Topix (Jepang): Naik 0,65% ke 2.738,02.
        • Kospi (Korea Selatan): Melonjak 1,13% menjadi 2.481,69.
        • Kosdaq (Korea Selatan): Naik 2,29% ke 719,92.
        • S&P/ASX 200 (Australia): Cenderung stagnan dalam kisaran 8.374.

        Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memberikan angin segar untuk pasar dengan  menunda penerapan tarif baru selama satu bulan untuk Meksiko dan Kanada. Keputusan tersebut memberikan sedikit ruang aman terkait dengan kekhawatiran adanya perang dagang.

        Namun bursa kini dibayangi dengan potensi perang dagang yang serius antara China dan AS. Beijing akhirnya memberikan jawaban terkait penerapan kebijakan tarif kepadanya dengan menerapkan hal serupa secara terbatas untuk sejumlah komoditas dari AS.

        China mengumumkan bahwa pihaknya menerapkan tarif baru untuk produk batu bara dan gas alam cair dari negara saingannya tersebut sebesar 15%. Sedangkan minyak mentah, mesin pertanian, dan mesin mobil dikenakan tarif 10%.

        Baca Juga: Google Kembali Diduga Lakukan Monopoli, Kini Giliran China Menginvestigasi

        Baca Juga: Tak Ada Kepastian, Tarik-ulur Kebijakan Tarif Bikin Lemah Dolar AS

        Adapun tarif ini tak akan langsung berlaku bagi AS. China memberikan tenggat waktu bagi negara tersebut hingga 10 Februari 2025.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: