Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gandeng Pertagas, PGEO Mau Kaji Pengembangan Bahan Bakar Hijau

        Gandeng Pertagas, PGEO Mau Kaji Pengembangan Bahan Bakar Hijau Kredit Foto: PGEO
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) bersama PT Pertamina Gas (Pertagas) resmi menjalin kolaborasi dalam studi pengembangan bahan bakar hijau. Inisiatif ini diwujudkan melalui Joint Study Agreement bertajuk Penggunaan Listrik dari Panas Bumi untuk Beyond Energy, sebagai bagian dari sinergi Pertamina Group dalam mendukung upaya dekarbonisasi.

        Sekretaris Perusahaan PGEO, Kitty Andhora, menyatakan bahwa Perseroan dengan kapasitas besar pembangkit listrik tenaga panas bumi mampu menyediakan listrik rendah emisi yang mendukung produksi hidrogen hijau dan amonia hijau yang hijau dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor, terutama untuk industri dan transportasi.

        Baca Juga: Pacu Ekonomi Hijau, Bank Mandiri Gelontorkan Rp293 Triliun untuk Pembiayaan Berkelanjutan

        Sementara itu, Pertagas sebagai perusahaan infrastruktur penyaluran energi nasional, yang mengelola 2.930 km pipa transmisi gas terpanjang di Indonesia, memiliki keahlian dalam pengelolaan infrastruktur energi yang dapat dimanfaatkan untuk penyimpanan dan distribusi kedua bahan bakar hijau tersebut.

        "Pemanfaatan listrik dari panas bumi dalam produksi hidrogen hijau dan amonia hijau akan membantu industri dan sektor transportasi dalam upaya dekarbonisasi. Inisiatif ini juga sejalan dengan target pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan dan memperkuat ketahanan energi nasional melalui diversifikasi sumber energi, terutama dari energi terbarukan," ungkap Kitty. 

        Nantinya, kolaborasi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau serta menjadi landasan bagi Pertamina dalam membangun green energy hub. Terlebih, saat ini belum ada pemain dominan di energi hijau.

        Dengan membawa mandat mewujudkan ketahanan energi dan hilirisasi industri, Pertamina berpeluang menjadi pemain utama energi hijau, tidak hanya karena skala ekonominya, tetapi juga melalui pendekatan economics of speed, kecepatan dalam pengembangan teknologi serta optimalisasi infrastruktur dan rantai pasok.

        Baca Juga: Tingkatkan Produksi Migas, PDSI dan Pertagas Kembangkan CCS dan CCUS

        Kerja sama kedua ini mencakup berbagai aspek, di antaranya pertukaran informasi teknis yang mencakup analisis kondisi operasi, komposisi thermal, elektrolisis, serta identifikasi potensi pasar dan data terkait lainnya.

        Selain itu, kedua perusahaan akan berkolaborasi dalam melakukan kajian teknis seperti evaluasi kelayakan proyek dan identifikasi skema penggunaan listrik panas bumi untuk menghasilkan hidrogen hijau dan amonia hijau.

        "Sinergi antara PGE dan Pertagas akan mempercepat pengembangan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih. Pengembangan energi panas bumi merupakan langkah strategis dalam mewujudkan swasembada energi nasional serta mendukung upaya dekarbonisasi industri dan transisi energi di Pertamina Group," terang Kitty. 

        Hal itu, lanjut Kitty, sejalan dengan komitmen PGE sebagai pemimpin industri panas bumi dan peran Pertagas yang membuka cakrawala dalam berbagai peluang bisnis baru untuk mendukung Pertamina menjadi green energy giant. 

        Kolaborasi PGE dan Pertagas dalam produksi bahan bakar hijau merupakan bagian dari strategi PGE untuk tidak hanya mengembangkan energi panas bumi di sektor hulu, tetapi juga memperluas pemanfaatannya di hilir melalui pembangunan ekosistem industri hijau yang terintegrasi. Upaya ini mencakup pengembangan manufaktur komponen pembangkit listrik panas bumi serta diversifikasi bisnis hijau, termasuk hidrogen.

        Baca Juga: Bahlil Sidak Gas Melon ke Pangkalan di Riau, Pengecer Kecil di Sumatera Langsung Rasakan Kebijakan Pemerintah

        Sebagai bagian dari Pertamina Group, Pertagas siap berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur yang mendukung ekosistem energi hijau. Kolaborasi dengan PGE ini merupakan langkah penting untuk memulai upaya memasok hidrogen hijau dan amonia hijau ke pasar domestik maupun ekspor, langkah ini nantinya akan semakin memperluas portofolio bisnis kedua perusahaan.

        Setelah kajian teknis selesai, lanjut Kitty, PGE dan Pertagas akan melanjutkan ke studi kelayakan untuk meninjau berbagai aspek proyek, termasuk potensi investasi dan pengembangan skema bisnis, alokasi sumber daya serta pemilihan teknologi yang tepat, dan tata waktu implementasi.

        Proyek kerja sama ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola oleh PGE, dengan mempertimbangkan lokasi yang memiliki potensi optimal untuk mendukung produksi hidrogen hijau dan amonia hijau.

        "Dengan adanya sinergi ini, Pertagas dan PGE semakin memperkuat peran Pertamina Group dalam mendukung agenda transisi energi nasional dan berkontribusi dalam pencapaian target emisi nol pada tahun 2060" pungkas Kitty. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: