Kredit Foto: InJourney
Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Haryo Limanseto memimpin Rapat Koordinasi Isu Strategis Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang melibatkan Pemerintah Daerah, pengelola Taman Wisata Borobudur (TWB), hingga asosiasi perusahaan di bidang perjalanan wisata di Kantor Gubernur DIY pada Rabu (5/02/2025).
Rapat tersebut merupakan upaya Pemerintah dalam mendorong pengembangan sektor pariwisata yang menjadi salah satu sektor berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, dimana pada Q3-2024 menyumbang 4.01% pada PDB, meningkat sebesar 0.11% dibandingkan tahun 2023 lalu.
Baca Juga: Bertemu UE-ABC, Menko Airlangga Sampaikan Iklim Investasi Indonesia Lebih Kondusfif
Lebih lanjut, rapat tersebut ditujukan untuk dapat menghimpun berbagai kendala dan masukan guna merumuskan langkah yang perlu diambil Pemerintah untuk mendukung pengembangan wisata di daerah.
“Pariwisata dianggap sebagai salah satu sektor strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Itu menjadikan tanggung jawab bagi kita semua,” ungkap Sahli Haryo, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Jumat (7/2).
Sahli Haryo menyampaikan bahwa sebelumnya Indonesia pernah menyentuh pertumbuhan ekonomi hingga 8% yang dicapai dengan memanfaatkan kekayaan komoditas seperti sawit, batubara, hingga minyak.
Untuk itu, guna mencapai kembali target pertumbuhan ekonomi hingga 8% tersebut, saat ini Pemerintah terus melakukan kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas, mendorong ekonomi digital, serta didukung dengan mendorong sektor pariwisata.
Sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi salah satu penyumbang meningkatnya pertumbuhan ekonomi, mengingat Indonesia merupakan negara Archipelago sehingga memiliki sejumlah destinasi wisata yang menarik.
Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Daerah, perwakilan pengelola destinasi wisata, dan perwakilan asosiasi menyambut baik upaya dalam menghimpun berbagai masukan untuk sektor pariwisata.
Sejumlah harapan perbaikan disampaikan mulai dari pengembangan wilayah dan infrastruktur pendukung, pengembangan transportasi publik untuk memudahkan akses dan mengurangi cost untuk menjangkau destinasi wisata, mengembangkan produk-produk wisata agar lebih variatif untuk mengoptimalkan spending wisatawan, hingga peningkatan kualitas dari destinasi wisata.
Menutup diskusi, Sahli Haryo menyoroti beberapa isu strategis terkait sektor pariwisata yang perlu untuk segera diakselerasi seperti mendorong peningkatan kunjungan untuk wisata nusantara, isu aksesibilitas terkait diskon tiket perjalanan yang akan didorong saat Hari Raya Idulfitri, peningkatan kualitas pariwisata, serta mendorong sejumlah kebijakan di bawah Kemenko Perekonomian untuk dapat kian mengakomodir sektor pariwisata seperti pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga pelatihan bagi SDM tenaga kerja.
“Kuantitas pariwisata memang penting, namun memang saya setuju bahwa kualitas lebih penting, sehingga perlu menjadi perhatian bersama terkait pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Kami sangat terbuka terhadap kajian-kajian lain, menimbang bahwa kami merupakan induk baru di sektor pariwisata,” pungkas Sahli Haryo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: