Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dulu Dipecat Karena Rugikan Bank $100 Juta, Kini Larry Fink Sukses Bangun BlackRock Bernilai $10 Triliun

        Dulu Dipecat Karena Rugikan Bank $100 Juta, Kini Larry Fink Sukses Bangun BlackRock Bernilai $10 Triliun Kredit Foto: Triplepundit
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Larry Fink, salah satu pendiri dan CEO BlackRock, adalah sosok di balik kesuksesan perusahaan manajemen aset terbesar di dunia dengan lebih dari $10 triliun aset kelolaan pada 2024. Tak hanya bagi perusahaannya sendiri, kepemimpinan Larry Fink yang visioner telah mengubah industri keuangan abad ini.

        Lahir pada 1952 di Van Nuys, California, Fink tumbuh dalam keluarga kelas menengah. Ia menempuh pendidikan di UCLA, meraih gelar sarjana ilmu politik dan MBA di bidang real estate. 

        Kariernya di dunia keuangan dimulai di bank investasi First Boston, namun singkatnya ia didepak keluar setelah kehilangan $100 juta akibat kesalahan prediksi suku bunga. Pengalaman tersebut menumbuhkan minatnya terhadap manajemen risiko, sebuah nilai dasar yang menjadi fondasi bagi visi BlackRock.

        Pada 1988, Fink mendirikan BlackRock sebagai divisi dari Blackstone yang fokus pada investasi pendapatan tetap. BlackRock kemudian menjadi entitas independen pada 1994 dan melantai di bursa pada 1999. Ketika itu, BlackRock berhasil mengumpulkan dana sebesar $375 juta dalam IPO. 

        BlackRock lalu berkembang pesat melalui berbagai langkah inovasi dan akuisisi strategis. Salah satu langkah paling tepat yang dilakukan Blackrock adalah pembelian Barclays Global Investors pada 2009 senilai $13,5 miliar. Pembelian tersebut juga mencakup iShares yang kini menjadi penyumbang utama pendapatan BlackRock dengan aset kelolaan lebih dari $3 triliun.

        Baca Juga: Cerita Budiarto Halim dan Ardy Hady Wijaya Bangun Erajaya, dari Ruko Kecil di Grogol hingga Sukses Akuisisi iBox dan Punya 2000 Gerai

        Bagi Fink secara pribadi, gebrakan terbesarnya adalah pengembangan Asset, Liability, Debt, and Derivative Investment Network (Aladdin), yaitu sebuah sistem manajemen risiko canggih yang mengelola portofolio investasi global lebih dari $20 triliun. Teknologi ini memungkinkan BlackRock menarik berbagai institusi besar, termasuk pemerintah. Tak heran jika BlackRock memiliki bagian saham di Apple, NVIDIA, Microsoft, Amazon, Meta, Walt Disney, Adobe, Netflix, dan lainnya.

        Suksesnya BlackRock turut memperbesar kekayaan pribadi Fink. Pada 2022, pendapatan totalnya sebagai CEO mencapai lebih dari $36 juta. Selain gaji sebagai “pekerja”, kepemilikan saham BlackRock juga menjadi sumber utama kekayaannya, terutama seiring pertumbuhan kapitalisasi pasar yang mencapai lebih dari $100 miliar pada 2024.

        Pada tahun 2025, Forbes mencatat kekayaan Larry Fink mencapai $1,2 miliar atau setara sekitar Rp19,6 triliun. Angka itu terbilang kecil jika dibandingkan dengan banyak pengusaha lain, termasuk dengan Hartono Bersaudara dari Indonesia yang punya sepuluh kali lipat. Namun, jika menghitung kekayaan perusahaan yang dimiliki Larry Fink, tentu sosok ini bisa disebut “memodali orang-orang terkaya di dunia”. 

        Baca Juga: Begini Ide Awal Sumarno Ngadiman Mendirikan Ichiban Sushi hingga Sukses Punya 100 Cabang

        Sepanjang kariernya, Larry Fink telah membuktikan diri sebagai pemimpin yang mampu menghadapi krisis keuangan. Salah satu momen paling menentukan dalam karirnya adalah ketika krisis keuangan global 2008. Ketika itu, Pemerintah AS dan Federal Reserve memberikan kepercayaan kepada Blackrock untuk mengelola aset bermasalah. Hal itu terang memperkuat reputasi BlackRock sebagai penasihat keuangan andal dan berpengaruh.

        Kepercayaan serupa kembali diberikan kepada BlackRock selama pandemi COVID-19. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, perusahaan ini membantu mengelola program pendanaan darurat, berkontribusi pada stabilitas pasar, dan memastikan aliran modal tetap berjalan. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: