Menteri ESDM Bicara Target Kedaulatan Energi dan Hilirisasi dalam Forum Investasi

Menteri ESDM Bicara Target Kedaulatan Energi dan Hilirisasi dalam Forum Investasi Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membicarakan target kedaulatan energi dan hilirisasi dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 pada Selasa (11/2/2025).

Bahlil menilai untuk mencapai target Presiden Prabowo Subianto terkait kedaulatan energi, diperlukan pemanfaatan energi bersih dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Baca Juga: Bahlil Punya Cara Capai Target Lifting Minyak 1 Juta Barel pada 2029

Dirinya juga tetap mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan atau EBT sebagai bagian terpenting dari upaya pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

"Saya lebih memilih untuk tetap komitmen pada energi bersih, dengan kita blending antara batubara, gas, dan energi baru terbarukan yang lain. Tetapi, masyarakat tidak dikorbankan dengan harga yang mahal dan negara juga tidak dibebani dengan subsidi," tutur Bahlil, dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM, Rabu (12/2).

Terkait dengan target hilirisasi, Menteri ESDM kembali menyampaikan bahwa dari total USD 618 miliar investasi pada hilirisasi hingga tahun 2040 mendatang, 91,8 persen hilirisasi berada di sektor ESDM, termasuk juga membangun ekosistem baterai kendaraan listrik.

"Program hilirisasi menjadi program yang betul-betul dijadikan sebagai prioritas, karena ini adalah salah satu instrumen untuk bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi ke depan," ujarnya.

Tujuan dilakukannya hilirisasi, jelas Bahlil, adalah untuk membangun industri agar proses penciptaan nilai tambah komoditas mineral dan batubara (minerba) dilakukan di dalam negeri. 

Hilirisasi pun membuka kawasan pertumbuhan ekonomi baru, mendongkrak pertumbuhan, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Bagikan Artikel: