Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Logam Mulia Stabil, Tren Bullish Harga Emas Masih Kuat

        Logam Mulia Stabil, Tren Bullish Harga Emas Masih Kuat Kredit Foto: EmasKu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga logam mulia kembali stabil menyusul harga emas yang tengah konsolidasi dalam perdagangan di Rabu (26/2). Pasar tengah menantikan katalis selanjutnya untuk mengulangi reli harga emas agar bisa tembus ke US$3.000.

        Dilansir dari CNBC International, Kamis (27/2), berikut ini adalah catatan pergerakan harga sejumlah komoditas logam mulia utama global. Semua komoditas tercatat bergerak secara variatif dan stabil:

        • Emas spot: Stabil dalam kisaran US$2.915,92 per ons.
        • Emas berjangka AS: Naik 0,4% ke US$2.931,6 per ons.
        • Perak: Naik 0,6% ke US$31,91 per ons.
        • Platinum: Naik tipis 0,1% ke US$967,50 per ons.
        • Paladium: Turun 0,2% ke US$926,07 per ons.

        Pakar Investasi Logam High Ridge Futures, David Meger mengatakan bahwa pasar masih optimistis akan prospek tren bullish emas. Saat ini, investor tengah dalam fase konsolidasi menjelang rilis data ekonomi penting serta implementasi kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).

        AS terus menjadi sorotan karena baru-baru ini tengah melakukan penyelidikan terkait kemungkinan penerapan tarif baru pada impor tembaga. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan memperkuat industri kendaraan listrik, peralatan militer, serta infrastruktur energi.

        Manuver tersebut menjadi kelanjutan terbaru dari serangkaian ancaman kebijakan tarif yang diberikan oleh AS. AS diketahui telah menerapkan tarif sebesar 25% untuk komoditas dari aluminium dan baja.

        Di sisi lain, negara tersebut telah menerapkan tarif sebesar 10% untuk China. Hal ini akan disusul oleh kebijakan tarif untuk mobil, farmasi, semikondutor, produk hutan hingga tarif untuk Meksiko dan Kanada. 

        Adapun pasar juga menantikan sinyal terbaru soal kebijakan moneter yang akan dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed). Pasar menantikan data inflasi terbaru untuk menentukan keputusan terkait dengan suku bunga di AS.

        Baca Juga: Ikuti Langkah Trump, Uni Eropa Bakal Paksa India Pangkas Tarif Mobil hingga Wine

        The Fed sejauh ini diperkirakan akan melakukan pemangkasan suku bunga  sebesar 54 basis poin hingga akhir tahun. Ini berarti kemungkinan dua kali pemangkasan masing-masing 25 basis poin, dengan peluang 20% untuk tambahan pemangkasan lagi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: