United Tractors (UNTR) Raup Pendapatan Rp134,4 Triliun, tapi Laba Bersihnya Tertekan

United Tractors (UNTR) Raup Pendapatan Rp134,4 Triliun, tapi Laba Bersihnya Tertekan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT United Tractors Tbk (UNTR) menutup tahun 2024 dengan membukukan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp134,4 triliun, naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini ditopang oleh kontribusi dari berbagai segmen bisnis Perseroan.

Pendapatan terbesar berasal dari kontraktor penambangan yang mencapai Rp58,0 triliun, naik 8% dari tahun 2023. Mesin konstruksi juga mencatat kenaikan 2% menjadi Rp37,3 triliun, sementara pertambangan emas dan mineral lainnya melonjak tajam 90% menjadi Rp9,9 triliun.

Namun, pendapatan dari pertambangan batu bara termal dan metalurgi turun 15% menjadi Rp26,0 triliun, yang berdampak pada kinerja keseluruhan.

Jika pendapatan naik, laba bersih Perseroan mengalami sedikit tekanan, turun 5% menjadi Rp19,5 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh laba kotor yang lebih rendah dari segmen batu bara serta meningkatnya beban bunga.

Baca Juga: United Tractors dan Anak Usaha Suntik Modal ke Energia Prima Nusantara

Secara rinci, dari segi segmen usaha, penjualan alat berat Komatsu mengalami penurunan 16% menjadi 4.420 unit, terdampak oleh melemahnya permintaan di sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan.

Dari total penjualan tersebut, 65% diserap sektor pertambangan, 16% sektor konstruksi, 11% sektor perkebunan, dan 8% sektor kehutanan. Meski begitu, pangsa pasar Komatsu tetap stabil di angka 26%, mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor pertambangan.

Produk lain juga mengalami penurunan, seperti truk Scania dan UD Trucks yang masing-masing turun 39% dan 14% menjadi 436 unit dan 234 unit, akibat permintaan yang lebih rendah dari sektor pertambangan.

Namun, pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat justru meningkat 1% menjadi Rp11,6 triliun, sementara pendapatan dari segmen mesin konstruksi naik 2% menjadi Rp37,3 triliun, berkat bauran produk dan peningkatan penjualan suku cadang serta jasa.

Baca Juga: Harga Batu Bara Amblas, Laba Bersih Indo Tambangraya Megah (ITMG) Merosot 25% di 2024

Unit usaha Perseroan di bidang kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya, PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining), mencatat kenaikan volume pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 5% menjadi 1.217 juta bcm, serta produksi batu bara naik 15% menjadi 148 juta ton, dengan rata-rata stripping ratio 8,2x.

Sementara itu, bisnis pertambangan batu bara termal dan metalurgi melalui PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources) mencatat penjualan batu bara sebesar 10,2 juta ton, termasuk 3,2 juta ton batu bara metalurgi.

Jika digabung dengan batu bara dari pihak ketiga, total penjualan mencapai 13,1 juta ton, naik 11% dari tahun lalu. Namun, pendapatan segmen ini turun 15% menjadi Rp26,0 triliun, akibat penurunan rata-rata harga jual batu bara.

Di sisi lain, bisnis emas dan mineral lainnya justru mengalami lonjakan signifikan dengan pendapatan naik 90% menjadi Rp9,9 triliun, berkat menguatnya harga emas. Anak usaha UNTR, PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR) mencatatkan total penjualan setara emas sebesar 232 ribu ons, naik 32% dibanding 2023.

Tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan menyumbang 230 ribu ons, meningkat 31% dari tahun sebelumnya, sementara SJR yang baru memulai produksi pada kuartal keempat 2024 mencatatkan 1,8 ribu ons.

Baca Juga: Dua Bank Emas Resmi Meluncur, OJK: Jadi Tonggak Penting Ekosistem Bulion Nasional

Untuk bisnis nikel, PT Stargate Pacific Resources (SPR) yang mengoperasikan tambang di Konawe Utara mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1,975 ribu wet metric ton (wmt), terdiri dari 693 ribu wmt saprolit dan 1,282 ribu wmt limonit.

Sementara itu, Nickel Industries Limited (NIC), dengan kepemilikan 19,99% oleh United Tractors, melaporkan penjualan 34,4 ribu ton logam nikel pada kuartal keempat 2023 dan 96,3 ribu ton dalam sembilan bulan pertama 2024.

Secara keseluruhan, meski menghadapi tantangan di sektor alat berat dan batu bara, United Tractors tetap menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan positif di bisnis tambang emas dan nikel. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: