Kredit Foto: Ist
Sebagai langkah persiapan menuju Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition (GHES) 2025, Indonesia Fuel Cell and Hydrogen Energy (IFHE) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema "Regulasi Perizinan dan Pemanfaatan Hidrogen di Sektor Industri, Transportasi, dan Pembangkit Listrik". Acara ini dilaksanakan di Gedung Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konversi Energi (Ditjen EBTKE), Jakarta Pusat, Kamis (27/02/2025).
FGD ini merupakan salah satu agenda penting dalam rangkaian "Road to GHES 2025", yang didukung penuh oleh Ditjen EBTKE. Diskusi ini bertujuan untuk membahas tantangan regulasi dalam pengembangan hidrogen di Indonesia, sekaligus merumuskan rekomendasi kebijakan guna mempercepat adopsi teknologi hidrogen. Hal ini penting untuk mendukung ketahanan dan swasembada energi nasional.
Baca Juga: Meski Beresiko Tinggi, Wamen Investasi Optimis Proyek EBT Tetap Jalan
Menurut perwakilan Direktur Jenderal EBTKE, Muhammad Alhaqurahman Isa, hidrogen kini dianggap sebagai solusi utama dalam transisi energi bersih. Namun, Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan, terutama dalam hal regulasi dan perizinan.
Isa menekankan pentingnya regulasi yang mendukung produksi, distribusi, dan pemanfaatan hidrogen di sektor industri, transportasi, dan pembangkit listrik.
Baca Juga: PLN Butuh 63 Ribu Km Jaringan EBT, Investasi Capai Ratusan Triliun!
“Di Indonesia, pengembangan ekosistem hidrogen masih menghadapi berbagai tantangang, terutama terkait dengan aspek regulasi dan perizinan yang menjadi faktor kunci dalam percepatan adopsi teknologi hidrogen,” ujar dia.
Hasil dari FGD ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perumusan kebijakan nasional terkait hidrogen, yang diharapkan mampu mempercepat transisi energi dan meningkatkan ketahanan energi Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri