Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        SBN Berdenominasi Rupiah Berpotensi Meningkat, BNI Sekuritas Sarankan Investor Lirik Obligasi Ini

        SBN Berdenominasi Rupiah Berpotensi Meningkat, BNI Sekuritas Sarankan Investor Lirik Obligasi Ini Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        BNI Sekuritas menyatakan bahwa harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak terbatas dalam sesi perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (7/3/2025). Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) tetap di level 6,65%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) bertahan di angka 6,86%. Sementara itu, menurut Bloomberg, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) ditutup di level 6,87%.

        Volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) secara outright tercatat mencapai Rp22,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan transaksi sehari sebelumnya yang sebesar Rp21,4 triliun. Di pasar sekunder, FR0103 dan PBS003 menjadi dua seri SUN yang paling aktif diperdagangkan dengan volume masing-masing Rp3,6 triliun dan Rp2,8 triliun. Sementara itu, transaksi outright obligasi korporasi tercatat sebesar Rp1,8 triliun.

        Baca Juga: TBIG Terbitkan Obligasi Jumbo! Rp2,67 Triliun untuk Bayar Utang

        Laporan Bank Indonesia (BI) mengenai Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah menunjukkan bahwa investor asing mencatat beli neto sebesar Rp8,99 triliun dalam periode 3-6 Maret.

        Rinciannya, beli neto di pasar SBN mencapai Rp9,53 triliun, di pasar saham Rp0,34 triliun, sementara di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terjadi jual neto sebesar Rp0,88 triliun. Hingga 6 Maret 2025, investor nonresiden mencatat jual neto Rp20,12 triliun di pasar saham, namun membukukan beli neto Rp19,01 triliun di pasar SBN dan Rp6,11 triliun di SRBI.

        Di sisi lain, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menunjukkan penguatan sebesar 0,28% dalam sehari, bergerak dari Rp16.340/US$ pada Kamis menjadi Rp16.295/US$ di hari Jumat.

        Perkiraan Pasar dan Rekomendasi

        Indikator global per posisi Jumat menunjukkan sentimen yang cenderung sedikit negatif, tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST). Yield US Treasury (UST) meningkat, dengan yield curve UST 5-tahun naik 3 basis poin (bp) menjadi 4,09%, sementara yield UST 10-tahun juga naik 3bp ke level 4,32%.

        Baca Juga: Pemerintah Terbitkan SBN untuk 3 Juta Rumah! Ini Respons OJK

        Namun, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia tetap stabil di level 77bp. Secara mingguan, yield UST 10-tahun naik 8bp, sementara CDS 5-tahun Indonesia turun 2bp. Nilai tukar Rupiah terhadap US$ juga menguat sebesar 1,81% dibandingkan level minggu sebelumnya. Sejalan dengan indikator tersebut, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) mencatatkan penurunan mingguan sebesar 4bp menjadi 6,87%.

        Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe, menyampaikan bahwa kondisi pasar saat ini membuka peluang peningkatan permintaan terhadap instrumen SBN berdenominasi Rupiah.

        Untuk periode 10-14 Maret, BNI Sekuritas memperkirakan yield SUN 10-tahun akan bergerak di kisaran 6,71%-6,99%. Berdasarkan valuasi yield curve, obligasi yang dinilai menarik bagi investor meliputi FR0090, FR0094, FR0052, FR0087, dan FR0075.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Belinda Safitri
        Editor: Belinda Safitri

        Bagikan Artikel: