Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efek Tarif Trump! Harga Makanan-Minuman di RI Bakal Naik Tajam

        Efek Tarif Trump! Harga Makanan-Minuman di RI Bakal Naik Tajam Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Langkah pemerintah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump yang menerapkan tarif impor resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia dinilai bakal memicu lonjakan harga makanan dan minuman di dalam negeri. Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) mengingatkan bahwa kebijakan ini tidak hanya menekan ekspor, tetapi juga memperbesar biaya produksi industri nasional.

        Ketua Umum GAPMMI, Adhi Lukman, menegaskan bahwa selama ini Indonesia dan Amerika telah menjalin hubungan dagang yang saling menguntungkan. “Amerika merupakan pasar ekspor prioritas untuk beberapa produk unggulan makanan dan minuman dari Indonesia seperti produk kopi, kelapa, kakao, minyak sawit, lemak nabati, produk perikanan dan turunannya. Di sisi lain, industri makanan dan minuman Indonesia mengimpor berbagai bahan baku industri dari Amerika, beberapa di antaranya gandum, kedelai, dan susu,” jelas Adhi, Jakarta, Sabtu (5/4/2025). 

        Baca Juga: Tarif Trump Bikin Ribuan Buruh Terancam PHK Jilid Dua

        Menurut GAPMMI, kebijakan tarif Trump akan berdampak langsung pada kenaikan biaya bahan baku yang selama ini diimpor dari Amerika Serikat. Kenaikan biaya ini akan memperbesar ongkos produksi dan berujung pada kenaikan harga jual produk makanan dan minuman di pasar domestik.

        “Tarif impor akan meningkatkan biaya produksi industri nasional yang menggunakan bahan baku dari Amerika dan mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar internasional, serta meningkatkan harga jual produk di Indonesia,” kata Adhi.

        Baca Juga: Kebijakan Tarif Trump Berdampak Signifikan pada Ekspor RI ke AS

        Selain memicu inflasi pangan, GAPMMI juga mencermati risiko penurunan ekspor akibat tarif tinggi tersebut. Produk makanan dan minuman Indonesia diprediksi akan kalah bersaing di pasar Amerika karena harga yang lebih mahal, sehingga volume ekspor bisa anjlok signifikan. Dampaknya, industri terancam lesu dan lapangan kerja ikut terancam.

        “Tarif yang tinggi dapat menyebabkan penurunan volume ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Amerika serta negara tujuan ekspor lainnya, yang berdampak negatif pada kinerja dan pertumbuhan industri nasional,” ujarnya.

        Adhi menegaskan, hubungan dagang Indonesia-Amerika harus dijaga agar stabilitas ekonomi kedua negara tetap terpelihara. GAPMMI mendorong pemerintah untuk segera melakukan upaya diplomasi dan mencari solusi perdagangan yang saling menguntungkan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: