Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kebijakan Tarif AS di Bawah Trump, Ini Daftar Barang Ekspor Jagoan dari Indonesia yang Akan Ikut Terdampak

        Kebijakan Tarif AS di Bawah Trump, Ini Daftar Barang Ekspor Jagoan dari Indonesia yang Akan Ikut Terdampak Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Program INDEF Eisha Maghfiruha Rachbini menilai dampak tarif reciprocal dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap perekonomi Indonesia perlu dicermati.

        ​Menurutnya, latar belakang beleid yang diambil Presiden Trump menerapkan tariff reciprocal terhadap beberapa negara partner dagang adalah kebijakan proteksionisme AS ini ditujukan untuk mendorong produksi dalam negeri, lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi AS.

        Ia menilai secara rata-rata tahunan, pangsa pasar ekspor Indonesia ke AS sebesar 10,3%, terbesar kedua setelah ekspor Indonesia ke China.

        Menurutnya, ​penerapan tarif pada produk-produk ekspor Indonesia ke AS, akan berdampak secara langsung, tarif tersebut akan berdampak pada penurunan ekspor Indonesia ke AS secara signifikan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, perikanan.

        "Secara teori, dengan adanya penerapan tarif, maka akan terjadi trade diversion dari pasar yang berbiaya rendah ke pasar yang berbiaya tinggi. ​Sehingga akan berdampak pada biaya yang tinggi bagi pelaku ekspor untuk komoditas unggulan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furniture, dan produk pertanian, dampaknya adalah melambatnya produksi, dan lapangan pekerjaan," tuturnya.

        Ia menyarankan, ​pemerintahan Prabowo Subianto perlu melakukan negosiasi perdagangan dengan AS dengan segera agar dapat meminimalkan (mengurangi) dampak tariff bagi produk ekspor Indonesia ke AS.

        "Kekuatan negosiasi diplomatik menjadi sangat krusial, dalam memitigasi dampak dari perang dagang dengan AS," jelasnya.

        Eisha menyarankan pemerintah perlu mengoptimalkan perjanjian dagang secara bilateral dan multilateral, CEPA, serta inisiasi perjanjian kerja sama dengan negara non-tradisional untuk mendorong ekspor produk terdampak, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, perikanan.

        "Sehingga, pelaku ekspor dan industri terdampak dapat mengalihkan pasar ekspor.

        Ia juga meminta pemerintah perlu memberikan kebijakan Insentif keuangan, subsidi, dan keringanan pajak dapat membantu bisnis mengatasi peningkatan biaya dan pengurangan permintaan akibat dampak tarif dan perang dagang AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: