Kredit Foto: MDKA
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) sepanjang 2024 membukukan rugi bersih sebesar US$55,76 juta, melonjak 169,89% yoy dibandingkan US$20,66 juta pada tahun sebelumnya.
Padahal, pendapatan konsolidasi perseoran naik 31% menjadi sebesar US$2,24 miliar, dibandingkan US$1,71 miliar di tahun sebelumnya. Capaian tersebut ditopang oleh lonjakan produksi dan penjualan dari segmen nikel, khususnya melalui anak usaha PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Namun, seiring naiknya penjualan, beban usaha MDKA juga ikut melesat. Beban pokok pendapatan naik signifikan sebesar 32,05% menjadi US$2,06 miliar, dari sebelumnya US$1,56 miliar pada 2023.
Baca Juga: Laba TBIG Anjlok Meski Pendapatan Naik, Ini Biang Keroknya!
Tak hanya itu, beban penjualan dan pemasaran juga melonjak tajam hingga 137,09% secara tahunan, dari US$1,51 juta menjadi US$3,58 juta. Beban umum dan administrasiturut mengalami kenaikan sebesar 13,39% yoy, dari US$47,43 juta menjadi US$53,78 juta.
Di sisi lain, beban keuangan juga membengkak 41,40% menjadi US$111,31 juta dari sebelumnya US$78,72 juta pada 2023.
Baca Juga: Naik 10,59 Persen, Emiten Tommy Soeharto (HUMI) Cetak Laba Bersih USD11,51 Juta pada 2024
Perseroan mencatat total aset sebesar US$5,24 miliar, naik 5,65% dari tahun lalu. Aset ini terdiri dari liabilitas sebesar US$2,32 miliar dan ekuitas US$2,92 miliar.
Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro, tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang perusahaan. “Kami berhasil mencatat pertumbuhan yang solid di seluruh lini bisnis utama, yang didukung oleh kemajuan dalam berbagai proyek strategis. Merdeka tetap teguh pada komitmennya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya dalam keterangan resmi
Salah satu pencapaian penting pada 2024 datang dari tambang nikel Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), dengan produksi limonit melonjak 150% menjadi 10,1 juta wmt dan saprolit naik 110% menjadi 4,9 juta wmt. Smelter MBMA juga mencetak peningkatan produksi NPI sebesar 26% dan HGNM sebesar 66%.
Merdeka juga mencatat kemajuan di proyek hilirisasi seperti PT ESG New Energy Material yang telah memulai penjualan MHP komersial pada Maret 2025, serta pembangunan proyek Emas Pani yang telah mencapai 33% dan ditargetkan mulai produksi pada awal 2026.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: