Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IESR Dorong Pensiun Dini 18 PLTU Hingga 2030

        IESR Dorong Pensiun Dini 18 PLTU Hingga 2030 Kredit Foto: PLN
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Terbitnya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 10 Tahun 2025 menjadi angin segar bagi percepatan transisi energi di Indonesia. Regulasi ini menetapkan peta jalan dekarbonisasi sektor energi, termasuk pengakhiran operasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), guna mengejar target net-zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.

        Tak lama setelah aturan ini terbit, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah tengah bernegosiasi dengan Asian Development Bank (ADB) untuk mempensiunkan PLTU Cirebon I yang berkapasitas 650 megawatt (MW), milik PT Cirebon Electric Power (CEP).

        Langkah ini menjadi bagian dari inisiatif Early Retirement PLTU yang direkomendasikan berbagai lembaga, termasuk Institute for Essential Services Reform (IESR). Dalam kajiannya, IESR menyebut bahwa untuk membatasi kenaikan suhu global tidak melebihi 1,5°C, sebanyak 72 PLTU batu bara dengan total kapasitas 43,4 gigawatt (GW) perlu dipensiunkan pada periode 2022–2045.

        Baca Juga: Permen ESDM 10/2025 Diterbitkan, Pensiun Dini PLTU Masih Terkatung-katung

        Khusus pada periode 2025–2030, IESR merekomendasikan penghentian operasional 18 PLTU dengan total kapasitas 9,2 GW. Rinciannya, 8 PLTU milik PLN (5 GW) dan 10 PLTU milik swasta (4,2 GW).

        Namun, langkah ini bukan tanpa biaya. IESR memperkirakan kebutuhan dana untuk pensiun dini PLTU mencapai USD 4,6 miliar hingga 2030, dan meningkat hingga USD 27,5 miliar pada 2050. Dari total itu, sekitar dua pertiga atau USD 18,3 miliar berasal dari PLTU milik swasta, dan sepertiga atau USD 9,2 miliar dari PLTU milik PLN.

        Baca Juga: PLTU Dimatikan, IESR: Biar Energi Bersih Naik Panggung

        Meski biaya awal tergolong besar, manfaat jangka panjangnya dinilai jauh lebih signifikan. Penurunan emisi, pengurangan subsidi energi, hingga efisiensi biaya kesehatan diproyeksikan mencapai USD 96 miliar pada tahun 2050.

        Langkah pensiun dini PLTU Cirebon I dinilai sebagai tonggak penting menuju sistem energi yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: