Sinyal De-eskalasi Konflik Dagang, Investor Kembali Pertimbangkan Investasi Dolar AS
Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) akhirnya kembali menguat dalam perdagangan di Jumat (25/4). Pasar cukup optimistis dengan prospek de-eskalasi perang dagang yang terjadi antara China dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Senin (28/4), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya tercatat naik sekitar 0,3% menjadi 99,58.
Baca Juga: Syarat Gampang Makan Bersama Trump, Cukup Investasi Meme Coin Rp7,1 Juta
Analis Pasar City Index, Fiona Cincotta mengatakan pasar tetap dibayangi ketidakpastian mengenai sejauh mana perkembangan negosiasi tarif dari China-AS. Meski begitu, ia menilai pasar cukup optimistis dengan adanya tanda-tanda pelonggaran dalam hubungan yang sebelumnya tegang antara Washington dan Beijing.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump baru-baru ini menyatakan bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden China Xi Jinping. Ia mengisyaratkan bahwa upaya de-eskalasi sedang berlangsung, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari China.
Adapun Amerika Serikat juga dikejutkan dengan kabar sejumlah perusahaan yang melaporkan bahwa mereka telah menerima pemberitahuan mengenai keringanan tarif, termasuk permintaan dari otoritas untuk mengidentifikasi produk-produk tambahan yang dapat memenuhi syarat pengecualian dari tarif 125% dari China.
"Meski situasinya belum sepenuhnya jelas, pasar saat ini merasa tidak ada lagi eskalasi baru. Justru sebaliknya, tampaknya perundingan mengarah ke de-eskalasi," kata Cincotta.
Namun Cincotta memperingatkan bahwa meskipun terdapat beberapa keringanan tarif, belum ada kejelasan menyeluruh terkait arah pembicaraan dagang. Oleh karena itu, aliran keluar investasi dari dolar belum sepenuhnya berbalik.
Baca Juga: Trump Dicurigai Sengaja Tebar Rumor Soal Negosiasi Tarif China-AS, Ini Alasannya
"Kita memang melihat dolar keluar dari wilayah oversold, tetapi terlalu dini untuk merayakan pemulihan dolar. Kita belum sampai pada titik itu," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: