Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sinyal De-eskalasi Perang Tarif Makin Kuat, Investor Terus Beli Dolar AS

        Sinyal De-eskalasi Perang Tarif Makin Kuat, Investor Terus Beli Dolar AS Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) melanjutkan penguatan dalam perdagangan di Kamis (1/5). Pasar mata uang melanjutkan aksi beli seiring sikap mereka yang lebih optimis terhadap potensi kesepakatan tarif yang dilakukan oleh AS.

        Dilansir dari Reuters, Jumat (2/5). Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya naik hingga 0,54% menjadi 100,2. Meski demikian, volume perdagangan lebih tipis dari biasanya karena banyak pasar internasional tutup untuk memperingati event dari Hari Buruh (May Day).

        Baca Juga: Usai Kebijakan Tarif, Ini Hadiah Baru Trump untuk Ekonomi AS

        Ahli Strategi Valas Global TD Securities, Jayati Bharadwaj mengatakan bahwa para investor tengah mempertimbangkan prospek kesepakatan dagang dengan mitra AS.

        Baru-baru ini disebutkan bahwa telah terjadi diskusi informal antara banyak pihak dalam pemerintahan mengenai tarif, dan kemungkinan kesepakatan dagang dengan India, Korea Selatan, dan Jepang. AS juga dikabarkan memiliki peluang negosiasi yang sangat baik untuk mencapai kesepakatan dagang dengan China.

        "Pemerintahan Donald Trump telah menyadari bahwa mereka mungkin telah bertindak terlalu jauh dalam hal tarif, dan mereka kini mencoba menggambarkan adanya potensi untuk negosiasi," ujar Bharadwaj.

        Para pelaku pasar kini menantikan laporan ketenagakerjaan non-pertanian (non-farm payrolls) untuk mendapatkan petunjuk kapan pemangkasan suku bunga akan dilakukan oleh Federal Reserve (The Fed) di AS.

        Namun, data terbaru menunjukkan adanya pelemahan data ekonomi. Klaim awal tunjangan pengangguran pada minggu terakhir melonjak ke level tertinggi dalam dua bulan di AS. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran naik sebesar 18.000 menjadi 241.000 untuk pekan yang berakhir 26 April.

        AS juga menunjukkan bahwa sektor manufaktur kembali mengalami kontraksi pada bulan April. Sementara tarif atas barang impor membebani rantai pasokan, menaikkan harga bahan baku, dan menjaga narasi stagflasi tetap hidup.

        Baca Juga: Kebijakan Trump Ancam Bisnis Kecil, Begini Jeritan Kamar Dagang AS

        Indeks Manajer Pembelian (PMI) Institute for Supply Management (ISM) juga turun ke level terendah lima bulan, yakni 48,7 di April. Hal tersebut menunjukkan terjadinya kontraksi dalam sektor manufaktur dari AS.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: