Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Mandiri Sekuritas mengungkap kekhawatiran mendalam atas minimnya partisipasi masyarakat Indonesia dalam pasar modal, yang kini kalah pamor dibandingkan judi online (judol). Head of Literacy & Education Mandiri Sekuritas, Rina Marina, menyebut hanya sekitar 12 juta masyarakat yang memiliki Rekening Dana Nasabah (RDN), angka yang jauh tertinggal jika dibandingkan populasi Indonesia yang mencapai 284 juta jiwa.
“RDN ini adalah produk utama yang harus kita kenalkan ke masyarakat. Sayangnya, kepemilikannya masih sangat minim. Ini menjadi tantangan kolektif kita semua,” ujar Rina di Bursa Efek Indonesia, Selasa (6/5/2025).
Ia menyatakan bahwa rendahnya literasi keuangan menjadi hambatan utama dalam memperluas pasar modal. Namun, tantangan tersebut kini diperparah dengan masifnya arus robot trading, blockchain yang belum teregulasi, dan dominasi judi online yang dalam waktu singkat bisa memikat generasi muda.
Baca Juga: OJK Sikat Judi Online: 10.016 Rekening Diblokir!
“Fenomena judol (judi online) itu luar biasa. Ada data yang menyebutkan ada 8 juta anak muda yang terlibat. Ini jauh lebih masif dibandingkan pasar modal yang legal dan teregulasi,” tegasnya.
Rina menilai kondisi ini sebagai sinyal bahaya bagi ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam mengelola keuangan secara bijak, termasuk memahami profil risiko sebelum berinvestasi.
“Financial freedom itu bisa dicapai, tapi kita harus paham kebutuhan dan membedakan keinginan. Perlu enggak ganti iPhone tiap dua tahun? Itu harus ditanya ke diri sendiri,” ujarnya.
Mandiri Sekuritas berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan beragam produk investasi teregulasi yang dapat disesuaikan dengan profil risiko, baik konservatif, moderat, maupun agresif. Menurut Rina, literasi adalah fondasi agar masyarakat tidak tergelincir pada investasi bodong maupun aktivitas ilegal seperti judol.
“Produk-produk kami hadir untuk semua jenis investor. Tapi tentu harus tahu risikonya. Dan kami percaya, literasi adalah pintu awal agar pasar modal Indonesia bisa tumbuh sehat dan kompetitif,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: