Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Dolar Amerika Serikat (Dolar AS) tertekan tipis dalam perdagangan di Kamis (15/5). Pasar menyoroti serangkaian rilis data ekonomi yang menunjukkan melemahnya belanja konsumen serta penurunan inflasi produsen menyusul tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi dan perdagangan di April 2025.
Dilansir dari Reuters, Jumat (16/5), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,11% ke level 100,89.
Baca Juga: Goldman Sachs: Investor Kurangi Akumulasi Dolar, Tapi Belum Ada 'Exodus'
Departemen Perdagangan Amerika Serikat baru-baru ini melaporkan bahwa penjualan ritel hanya naik 0,1% di April. Capaian tersebut jauh melambat dibandingkan lonjakan 1,7% di Maret.
Sementara Indeks Harga Produsen (PPI) Anerika Serikat mencatat penurunan 0,5% di April. Data terbaru menunjukkan pelemahan permintaan terhadap perjalanan udara dan akomodasi hotel karena terdampak efek kebijakan perdagangan proteksionis, pengetatan imigrasi, serta serangkaian kontroversi seputar kebijakan aneksasi dari AS.
Meski demikian, klaim mingguan tunjangan pengangguran tetap stabil di angka 229.000. Namun, kesempatan kerja baru semakin terbatas di Negeri Paman Sam.
"Saya curiga ini bukan hanya soal tarif, tetapi juga karena ada kelemahan mendasar pada konsumen AS," ujar Analis Strategi Global Forex Macquarie, Thierry Wizman.
Ia menilai kuartal kedua akan mencatat pertumbuhan ekonomi yang lemah akibat sentimen konsumen yang buruk dan ketidakpastian kebijakan yang belum sepenuhnya reda, meskipun ketegangan dagang baru-baru ini sedikit mereda oleh kebijakan dari China dan AS.
Pasar juga baru-baru ini menurunkan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Kini pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga pertama sebesar 25 basis poin akan terjadi di September.
Ketua The Fed Jerome Powell baru-baru ini juga tidak banyak membahas kebijakan moneter, tetapi menekankan perlunya meninjau kembali pendekatan bank sentral terhadap pekerjaan dan inflasi, seiring pengalaman inflasi beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Bakal Gantikan Dolar Sepuluh Tahun Lagi
Gubernur The Fed Michael Barr menambahkan bahwa ekonomi terpantau tetap kokoh, inflasi menuju target 2%, namun ketidakpastian akibat kebijakan perdagangan membayangi prospek ekonomi ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: