Bisnis Pendirian SPKLU Semakin Menjanjikan di Indonesia, Pemerintah Sudah Beri Sinyal: Swasta Boleh Ikutan
Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengatakan bahwa dengan meningkatnya permintaan EV, prospek bisnis pendirian SPKLU di Indonesia menjadi portofolio investasi yang sangat menjanjikan.
Selain itu, berinvestasi dalam bisnis SPKLU akan mempercepat pengadopsian EV di Indonesia dan mendorong partisipasi mitra-mitra lokal.
"Hal ini jelas menunjukkan bahwa stasiun pengisian daya merupakan elemen yang sangat potensial dalam mempercepat penyerapan penjualan EV di Indonesia," kata Yannes.
Sementara itu, pakar EV & profesional di bidang otomotif dari EVSafe Indonesia, Mahaendra Gofar menyebut mengatakan kelangkaan stasiun pengisian daya dapat menjadi peluang usaha yang potensial, baik bagi PLN selaku penyedia listrik negara maupun bagi pelaku usaha swasta di bidang ini.
"Kami yakin jumlah pengguna mobil listrik di Indonesia akan terus meningkat drastis. Merek-merek otomotif yang membawa produk EV akan meningkat dan persepsi masyarakat terhadap mobil listrik akan semakin positif. Jadi, stasiun pengisian daya yang mudah diakses adalah bagian penting dari ekosistem ini," katanya.
Sementara itu, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani mengakui bahwa jumlah SPKLU di Indonesia masih terbatas.
Oleh karena itu, pemerintah akan merevisi sejumlah regulasi guna memfasilitasi investasi sektor swasta untuk SPKLU, sehingga jumlahnya dapat ditingkatkan.
"Kalau ada (investasi) baterai EV, pasti ada juga (investasi) SPKLU. SPKLU kita memang masih kurang. Oleh karena itu, kami akan merevisi salah satu regulasi pemerintah tentang bagaimana SPKLU tersebut dapat dioperasikan oleh pihak ketiga," tutur Rosan di Jakarta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat