Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kolaborasi RI-Jepang Sebagai Mitra Dagang Semakin Kuat

        Kolaborasi RI-Jepang Sebagai Mitra Dagang Semakin Kuat Kredit Foto: Reuters/Toru Hanai
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kolaborasi antara Indonesia dan Jepang sebagai mitra dagang semakin kuat dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha kedua negara dalam Forum Bisnis Indonesia-Jepang yang mencapai USD 200,8 juta.

        Penandatanganan MoU tersebut disaksikan oleh Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri didampingi Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Fajarini Puntodewi di Osaka, Jepang, pada Rabu (11/6/2025).

        Baca Juga: Jepang Mitra Ideal RI Kembangkan Minuman Kesehatan Berbasis Sarang Burung Walet

        Sebanyak 13 kerja sama yang disepakati meliputi produk kertas, pelet kayu, boga bahari (seafood), cokelat, dekorasi rotan, furnitur kayu, biji kopi, arang kayu, tenaga kerja, dan pengembangan bisnis biomassa.

        “Kementerian Perdagangan berkomitmen mendukung dan memfasilitasi pemangku kepentingan, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) bisnis yang dibuktikan dengan menggelar forum bisnis yang merupakan rangkaian kegiatan misi dagang Indonesia ke Jepang. Nilai nota kesepahaman  (MoU) yang ditandangani dalam Forum Bisnis Indonesia-Jepang kali ini mencapai USD 200,8 juta. Kolaborasi antara kedua negara sebagai mitra dagang diharapkan makin kuat dan saling  menguntungkan,” jelas Wamendag Roro, dikutip dari siaran pers Kemendag, Kamis (19/6).

        Wamendag Roro juga menyoroti posisi strategis Indonesia. Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memposisikan diri sebagai mitra perdagangan dan investasi utama. Indonesia menjadi salah satu negara dengan ketahanan ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan sebesar 4,87 persen pada kuartal I-2025 dan Produk Domestik Bruto (PDB) USD 4,9 ribu pada 2024. Dari sisi investasi, Indonesia mengalami peningkatan realisasi investasi yang signifikan pada 2024, yakni 20,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

        Bagi Wamendag Roro, kinerja perdagangan bilateral Indonesia dan Jepang memiliki peluang pasar  yang besar untuk dikembangkan pada sektor-sektor potensial. Ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang menunjukkan tren positif 8,8 persen dalam lima tahun terakhir (2020--2024). Ekspor utama Indonesia ke Jepang pada 2024 didominasi batu bara (15,8 persen dari total ekspor Indonesia ke dunia), nikel (5,52 persen), dan konduktor elektrik (4,07 persen).

        Di sisi lain, impor nonmigas Indonesia dari Jepang menunjukkan tren positif 8,21 persen dalam  periode tersebut. Impor utama Indonesia dari Jepang didominasi produk logam (3,03 persen),  kendaraan bermotor (2,9 persen), dan tembaga (2,81 persen).

        Sebagai mitra dagang dan investasi potensial, Indonesia sangat terbuka untuk kerja sama di sektor-sektor strategis termasuk di sektor energi hijau (renewable energy) dan produk berkelanjutan  (sustainable product). Dengan komitmen tinggi terkait isu lingkungan, Indonesia mampu menjadi  mitra penting Jepang dalam menciptakan rantai pasok hijau dan mendorong transisi energi hijau di kawasan.

        Sebelumnya, Wamendag Roro melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak, seperti Kementerian  Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang; Japan-Indonesia Association (JAPINDA), ASEAN-Japan  Centre (AJC), dan Chamber of Commerce and Industry (CCI) Jepang. 

        “Kami bertemu dengan sejumlah pihak untuk membahas berbagai isu terkait tatanan ekonomi baru, pemanfaatan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) oleh pelaku bisnis untuk meningkatkan perdagangan, dan kolaborasi dalam mempromosikan investasi dan perdagangan. Kami juga membahas berbagai isu spesifik yang menjadi perhatian dari pelaku bisnis dari kedua negara," jelas Wamendag Roro.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: