Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tergantung Tarif Trump, Pejabat The Fed Isyaratkan Pemangkasan Suku Bunga AS

        Tergantung Tarif Trump, Pejabat The Fed Isyaratkan Pemangkasan Suku Bunga AS Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pejabat Federal Reserve (The Fed) kembali buka suara terkait dengan potensi adanya pemangkasan suku bunga dari Amerika Serikat (AS). Kali ini datang dari Presiden The Fed Bank of Boston Susan Collins.

        Collins menyatakan bahwa dirinya cenderung mendukung pemangkasan suku bunga acuan pada tahun ini, seiring ketidakpastian prospek ekonomi dan dampak kebijakan tarif pemerintahan dari Donald Trump.

        Baca Juga: Lagi Kaji Efek Tarif Trump, Powell Minta Waktu Sebelum Turunkan Suku Bunga

        "Saya masih memperkirakan akan tepat untuk melanjutkan normalisasi kebijakan secara bertahap tahun ini. Namun, pandangan saya bisa berubah secara signifikan tergantung pada bagaimana perkembangan situasi dan dampak ekonomi dari perubahan kebijakan pemerintah," ujar Collins, dilansir dari Reuters, Kamis (26/6).

        Collins mengatakan bahwa banyak akan bergantung pada apakah kejutan harga akibat tarif akan cepat mereda. Pernyataan ini muncul setelah pertemuan bank sentral pekan lalu yang memutuskan mempertahankan suku bunga di 4,25%–4,5%.

        Meski dalam pertemuan tersebut bank sentral  memberikan sinyal kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, waktu pastinya masih belum ditentukan. Beberapa gubernur bank sentral sudah membuka kemungkinan pemangkasan pada pertemuan di Juli.

        Menurut Collins, kebijakan moneter saat ini dalam posisi yang baik di tengah ekonomi yang dinilai masih solid. Namun, dia mengakui bahwa ketidakpastian masih tinggi, terutama akibat kebijakan perdagangan yang menjadi salah satu faktor utama dalam mempengaruhi arah ekonomi.

        Collins menilai bahwa tarif-tarif baru yang diberlakukan diperkirakan akan mendorong kenaikan inflasi, memperlambat pertumbuhan output, dan meningkatkan tingkat pengangguran dibandingkan dengan kondisi saat ini.

        Meskipun beberapa penyesuaian terhadap tarif ekstrem telah mengurangi risiko inflasi, ia menekankan bahwa dampak penuh tarif baru akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan, ketika barang-barang bertarif mulai memasuki pasar dan proses produksi.

        Baca Juga: Kritik Lagi Powell, Trump Desak Suku Bunga Diturunkan 2%

        Collins juga memperkirakan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) dapat berada sedikit di atas 3% pada akhir tahun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: