Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Soroti Proyeksi Kenaikan Produksi OPEC

        Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Soroti Proyeksi Kenaikan Produksi OPEC Kredit Foto: Kementerian ESDM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan Senin (30/6). Hal itu terjadi seiring meredanya ketegangan geopolitik dan munculnya spekulasi bahwa negara pengekspor akan menaikkan produksi pada bulan Agustus.

        Dilansir dari Reuters, Selasa (1/7), Minyak Brent turun 0,2% menjadi US$67,61. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 0,6% ke US$65,11.

        Baca Juga: Kementerian ESDM Proyeksikan Harga Minyak Mentah Indonesia Berkisar US$ 60 - US$ 80 per Barel

        Harga minyak sempat melonjak setelah konflik 12 hari antara Israel dan Iran meletus akibat serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Namun kemudian merosot kembali menyusul kesepakatan gencatan senjata.

        “Gencatan senjata yang direkayasa dengan cepat tampaknya masih bertahan. Risiko pasokan yang sempat mendorong harga kini sedang ditarik kembali dengan cepat,” ujar Mitra Again Capital, John Kilduff.

        Amerika Serikat (AS) juga menjadi sorotan menyusul produksi minyak mentah yang mencetak rekor baru sebesar 13,47 juta barel per hari (bph) pada April, naik dari 13,45 juta bph pada Maret.

        “Rekor produksi minyak  turut menambah sentimen bearish di pasar,” kata Kilduff.

        Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Sekutunya (OPEC+) dilaporkan berencana menaikkan produksi sebesar 411.000 bph pada Agustus. Hal itu terjadi setelah melakukan kenaikan serupa pada Mei, Juni, dan Juli.

        Jika disetujui, total kenaikan pasokan OPEC+ sepanjang tahun ini akan mencapai 1,78 juta bph, atau sekitar 1,5% dari total permintaan global.

        Baca Juga: Realilisasi Lifting Minyak Indonesia Baru Capai 568 Ribu Bph

        Pertemuan lanjutan OPEC+ dijadwalkan berlangsung pada 6 Juli mendatang, dan pasar akan mencermati keputusan resmi terkait volume produksi ke depan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: