Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi
PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) menetapkan target volume penjualan batu bara sebesar 3,7 juta metrik ton pada tahun 2025. Perusahaan menempatkan stabilitas pasokan sebagai prioritas utama, di tengah fluktuasi harga komoditas global.
Direktur Utama DWGL, Herman Fasikhin, mengatakan bahwa volatilitas harga batu bara, percepatan transisi energi, dan peningkatan kapasitas produksi China menjadi pertimbangan strategis.
“Target kami adalah kestabilan pasokan, bukan proyeksi laba,” ujar Herman, dikutip Selasa (1/7/2025).
Baca Juga: Harga Batubara Acuan Juni 2025 Turun Signifikan Dibanding Tahun Lalu
Untuk menjaga efisiensi, DWGL memfokuskan pada ketepatan waktu bongkar-muat dan pengiriman, serta menjaga kualitas agar terhindar dari penalti. Perusahaan juga membatasi perjalanan dinas dan menerapkan sistem kerja hybrid bagi sebagian karyawan.
Direktur Keuangan DWGL, Hendra Winanto, mengatakan bahwa posisi kas dan bank per akhir 2024 meningkat berkat percepatan penagihan piutang serta perbaikan sistem penagihan.
“Hasilnya langsung tercermin pada peningkatan kas,” ujar Hendra.
Untuk memperkuat tata kelola, DWGL memperbarui prosedur operasional standar (SOP), memberikan pelatihan etika, dan mengoptimalkan peran Unit Audit Internal serta Komite Audit. Meskipun belum ada langkah konkret ke sektor lain, perusahaan telah melakukan kajian awal terkait energi baru dan terbarukan (EBT).
Ekspansi pelanggan juga diupayakan melalui anak usaha PT Sinergi Lintas Bumi Mandiri (SLBM), untuk mengurangi ketergantungan pada PLN.
Baca Juga: Fokus Lawan Judol, Kasino Dinilai Bisa Jadi Alternatif Sumber PNBP Setelah Batubara dan Nikel
Pada tahun buku 2024, DWGL mencetak laba bersih Rp118,41 miliar, naik hampir tujuh kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Penjualan naik 2,3% menjadi Rp3,34 triliun, didukung efisiensi beban usaha dan turunnya biaya keuangan. Laba operasi mencapai Rp269,82 miliar, naik 29%.
Total aset menurun menjadi Rp1,60 triliun dan liabilitas menyusut menjadi Rp1,32 triliun pada akhir 2024. Kas dan setara kas meningkat menjadi Rp439,27 miliar. Sementara ekuitas meningkat menjadi Rp275,06 miliar, dan arus kas operasional naik ke Rp192,28 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait: