Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting secara nasional tahun 2024 mencapai 19,8%, yang berarti 20 diantara 100 balita mengalami stunting.
Sementara angka stunting di Sumatera Selatan tercatat sebesar 15,9%, atau sekitar 16 dari 100 balita mengalami kasus tersebut. Khusus Kabupaten Banyuasin, berdasarkan data tahun 2023, angka stuntingnya mencapai 20,4%.
Baca Juga: KKP Berhasil Tuntaskan Penyidikan Pemalsuan Dokumen Kapal Ikan di Pati
"Ini menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan angka tersebut, salah satunya dengan bangga dan gemar makan ikan," tutur Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah, dikutip dari siaran pers KKP, Kamis (3/7).
KKP pun menyelenggarakan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Sumatera Selatan yang menyasar ibu hamil, ibu menyusui dan perempuan baru menikah di Palembang dan Banyuasin mengingat minimnya minat anak-anak mengonsumsi ikan.
Selain untuk menangkal mitos bahaya makan ikan, seperti bisa menyebabkan cacingan, juga untuk mencegah stunting sejak masa kehamilan.
"Mungkin karena adanya anggapan lama bahwa makan ikan bisa menyebabkan cacingan, ini adalah pola pikir yang harus kita ubah bersama," ucapnya.
Sebagai daerah penghasil ikan di Sumatera Selatan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budi daya, Tornanda mendorong agar terdapat Kampung Nelayan/Budidaya Merah Putih di Kabupaten Banyuasin. Dia pun berharap agar kampung tersebut bisa terwujud dalam beberapa waktu mendatang.
Percontohan KNMP
"Tentunya dengan memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan dan sudah disampaikan oleh pemerintah terkait, termasuk oleh Bu Cici (anggota Komisi IV DPR)," tutur Tornanda.
Senada, Anggota Komisi IV DPR RI, Kartika Sandra Desi menegaskan dukungannya pada program Gemarikan. Legislator asal Sumsel mengakui dulu sering ditakut-takuti jika makan ikan menyebabkan cacingan. Karenanya, ketika sudah dewasa, dan punya penghasilan, dia dan rekan-rekan sebayanya seakan "balas dendam" dan justru suka ikan.
"Warga Sumsel, dari melek mata sampai tidur, kami ini memang gemar makan ikan. Hanya saja, yang paling senang makan ikan biasanya adalah yang sudah berusia, seperti kita-kita ini," ujar Kartika.
Sosok yang akrab disapa Cici ini menjabarkan keunggulan ikan, diantaranya harga lebih terjangkau, kaya akan gizi omega-3, protein, vitamin untuk otak dan tulang. Dia pun mendukung agar Banyuasin bisa memiliki Kampung Nelayan Budidaya.
"Ini akan sangat membantu mendukung program Gemarikan di Banyuasin. Maka dari itu, Pak Bupati dan semua pihak yang hadir, kami mohon dukungan penuh agar Banyuasin bisa menjadi Kampung Nelayan Merah Putih," tutupnya.
Sebagai informasi, dalam safari Gemarikan sebanyak 500 paket produk perikanan dibagikan di masing-masing lokasi kepada kelompok rentan stunting seperti ibu hamil, menyusui, dan balita. Sehingga program ini tidak hanya membuka akses pasar bagi pelaku usaha kecil perikanan, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi UMKM produk perikanan, terutama di sektor hilir.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa salah satu upaya meningkatkan konsumsi ikan adalah melalui program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Dengan harapan, pemenuhan gizi masyarakat terpenuhi, sekaligus membantu kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait: