Kredit Foto: Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pengelolaan Surat Berharga Negara (SBN) dilakukan secara hati-hati dan bukan sekadar beban utang bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal itu disampaikan dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-23 Masa Persidangan IV, menanggapi pandangan Fraksi PKB dan NasDem terkait strategi pembiayaan dalam negeri.
“Pengelolaan Surat Berharga Negara atau SBN terus kami kelola secara hati-hati,” ujar Sri Mulyani di hadapan anggota dewan, Selasa (8/7/2025).
Ia menegaskan bahwa SBN merupakan bagian dari instrumen fiskal yang berfungsi untuk membiayai APBN secara terpercaya. Menurutnya, masyarakat tidak seharusnya melihat SBN semata-mata sebagai utang yang membebani negara, melainkan sebagai bentuk investasi jangka panjang yang aman.
Baca Juga: Rupiah Menguat, Bos BI Beberkan Berkat SBN dan DHE SDA!
“Permintaan terhadap SBN datang dari berbagai kalangan—lembaga pensiun, asuransi, perbankan, hingga masyarakat kecil. Ini menunjukkan bahwa SBN adalah instrumen yang dipercaya,” jelasnya.
Sri Mulyani juga menambahkan, partisipasi publik yang tinggi terhadap SBN merupakan bukti nyata bahwa SBN kini telah bertransformasi menjadi bagian dari ekosistem investasi nasional.
“Namun mari kita lihat dari sisi demand atau pemintanya. Mereka membutuhkan instrumen investasi yang aman,” tambahnya.
Baca Juga: BI Borong SBN Senilai Rp124,33 triliun Dalam Satu Semester
Pemerintah, kata dia, akan terus memperluas literasi dan edukasi publik mengenai peran strategis SBN, agar masyarakat makin memahami bahwa surat utang negara bukan sekadar alat pinjaman, tapi juga kendaraan investasi bernilai.
“Kami akan terus melakukan edukasi mengenai peranan SBN yang tidak melulu hanya dilihat sebagai utang pemerintah, namun merupakan alat investasi yang bernilai dan dipercaya,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri