Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rupiah Menguat, Bos BI Beberkan Berkat SBN dan DHE SDA!

Rupiah Menguat, Bos BI Beberkan Berkat SBN dan DHE SDA! Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan sejumlah faktor yang menopang penguatan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS) dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa apresiasi rupiah didorong oleh langkah stabilisasi yang konsisten serta meningkatnya pasokan valuta asing (valas) dari residen dan nonresiden. Hingga 17 Juni 2025, rupiah tercatat menguat sebesar 0,06% secara point-to-point (ptp) terhadap dolar AS.

“Penguatan rupiah juga terjadi terhadap kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia dan kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

Baca Juga: Berkat Kebijakan DHE, BI Catat Dana US$22,9 Miliar Masuk Indonesia

Ia menambahkan bahwa penguatan ini turut diperkuat oleh masuknya aliran modal asing ke dalam negeri, khususnya pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN), serta pasokan valas dari sektor korporasi. Selain itu, penerapan kebijakan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) juga mendorong peningkatan konversi valas ke rupiah.

“Bank Indonesia terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar offshore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder,” tutur Perry.

Baca Juga: BI Beri Sinyal Kuat Pangkas Suku Bunga Lagi Tahun Ini

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menyampaikan bahwa inflow SBN sepanjang Juni 2025 telah mencapai Rp11 triliun, dengan total kumulatif sejak awal tahun sebesar Rp43,5 triliun. Namun, ia juga mencatat terjadinya outflow sebesar Rp3 triliun pada instrumen SBN dan Rp5 triliun pada instrumen SRBI.

“Jadi ini juga yang memang cukup menambah supply valas kita di pasar dan ini tercermin juga dengan transaksi harian di pasar valas kita yang terus mengalami peningkatan,” ujar Destry.

Ia menyebutkan, per 16 Juni 2025, transaksi harian di pasar valas tercatat sebesar US$6,22 miliar, meningkat signifikan dari rerata harian pada April 2025 yang berada di angka US$5,76 miliar.

“Ini juga sebenarnya yang menyebabkan kenapa di sepanjang bulan Mei dan Juni pertengahan hingga saat ini, rupiah itu mengalami penguatan secara kuartalan dibandingkan dengan kuartal yang lalu. Kita mengalami penguatan sebesar 1,72%,” jelas Destry.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: