Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bebas Tarif Produk AS Berisiko Tekan Industri Teknologi RI

        Bebas Tarif Produk AS Berisiko Tekan Industri Teknologi RI Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengingatkan potensi tekanan besar terhadap industri dalam negeri akibat kesepakatan dagang yang diklaim tercapai antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden RI Prabowo Subianto.

        Ia menilai kebijakan pembebasan tarif untuk seluruh produk ekspor asal AS ke Indonesia berisiko menekan industri nasional, terutama sektor yang belum siap bersaing secara global.

        "Untuk industri yang belum siap bersaing di ranah global, bebas tarif barang dari AS akan semakin menekan pangsa pasar industri dalam negeri," kata Nailul kepada Warta Ekonomi, Rabu (16/7/2025).

        Baca Juga: Tarif AS Dipangkas, Jadi Angin Segar Saham Ekspor

        Ia mencontohkan industri teknologi dan digital sebagai sektor yang rentan terdampak. Produk asal AS yang lebih unggul secara teknologi dinilai akan menguasai pasar domestik, membuat produk lokal kehilangan ruang untuk berkembang.

        "Mereka tidak akan mampu bersaing di tingkat global, di dalam negeri pun akan tertekan oleh produk impor. Salah satunya adalah industri yang terkait dengan teknologi dan digitalisasi," jelasnya.

        Baca Juga: Tarif AS Jadi 19%, Ini Sektor Ekspor RI yang Diuntungkan

        Nailul juga memperkirakan lonjakan impor barang elektronik sebagai konsekuensi dari kebijakan tersebut. “Barang-barang elektronik akan menjadi barang yang jumlah impornya bisa meningkat,” ujarnya.

        Lebih lanjut, ia menilai kebijakan ini dapat menghambat agenda digitalisasi nasional yang selama ini digalakkan pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital.

        "Jika begitu, konsep digitalisasi di Indonesia hanya dimaknai menggunakan barang berteknologi, tanpa menjadi produsen barang teknologi tinggi," tutur Nailul.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ida Umy Rasyidah
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: