- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Dicecar Bursa soal Laporan Keuangan dan Dana IPO Rp88 Miliar, Ini Jawaban TGUK
Kredit Foto: Teguk
PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) menjadi sorotan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dugaan ketidakwajaran dalam laporan keuangan dan penggunaan dana hasil penawaran umum perdana (IPO).
Dalam surat klarifikasi ke BEI tertanggal Kamis (17/7/2025), manajemen mengakui adanya sejumlah kesalahan pencatatan hingga penghapusan persediaan tanpa penjurnalan senilai lebih dari Rp20 miliar.
Perseroan menyebut barang rusak dan kedaluwarsa sebagai penyebab penghapusan tersebut, seiring penurunan jumlah gerai dari 180 menjadi hanya 26. Namun, Kantor Akuntan Publik hanya mencatatnya sebagai restated tanpa penjelasan detil.
TGUK juga dilaporkan langsung mentransfer dana IPO senilai Rp88 miliar kepada empat pihak swasta hanya beberapa jam setelah diterima pada 7 Juli 2023. Hingga kini, baru 26 dari target 125 gerai baru yang terealisasi dengan pertanggungjawaban senilai Rp10 miliar.
Baca Juga: Visionary Capital Siap Ambil Alih TGUK, Proses Negosiasi Capai Babak Baru
Manajemen juga mengaku tidak dapat merinci penggunaan dana modal kerja Rp44 miliar, yang sempat dikembalikan Rp30 miliar lalu dikirim ulang ke vendor berbeda.
BEI turut mempertanyakan lonjakan beban pokok penjualan dari Rp35 miliar menjadi Rp87 miliar di tengah pendapatan yang hanya naik Rp1,4 miliar. Perusahaan berdalih lonjakan disebabkan oleh penghapusan barang rusak.
Selain itu, terjadi perbedaan besar dalam klasifikasi pendapatan. Jika pada laporan September 2024, 92% pendapatan berasal dari minuman, maka pada Desember tercatat mayoritas dari makanan—yang kemudian disebut sebagai “kesalahan pencatatan”.
Baca Juga: Diakuisisi Perusahaan Singapura, Emiten Minuman TGUK Bakal Bisnis Frozen Food untuk Dongkrak Kinerja
Rencana akuisisi TGUK oleh Visionary Capital Global Pte. Ltd. (VCG) juga tersendat karena belum selesainya proses restated laporan keuangan. VCG disebut telah menempatkan komisaris dan direksi, namun akuisisi belum efektif. TGUK menyatakan tidak ada hubungan hukum maupun operasional antara VCG dan PT Estika Tata Tiara Tbk. (BEEF), meskipun pemilik VCG tercatat sebagai pihak berelasi BEEF.
Secara fundamental, kondisi keuangan TGUK memburuk. Hingga kuartal III/2024, pendapatan turun 53% menjadi Rp42,57 miliar, laba kotor anjlok ke Rp11,78 miliar, dan rugi usaha membengkak ke Rp26,88 miliar. Kas perusahaan hanya tersisa Rp775 juta, sedangkan arus kas operasi minus Rp43,7 miliar.
Liabilitas jangka pendek TGUK mencapai Rp31,37 miliar, melebihi aset lancarnya yang tinggal Rp28,83 miliar. Rasio lancar tercatat di bawah 1. Utang usaha ke pemasok mencapai Rp12,39 miliar, dengan 99% sudah jatuh tempo lebih dari 90 hari. Utang pajak yang belum dibayar tercatat Rp11,2 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri