Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Meski Harga Nikel Lesu, Laba Bersih PAM Mineral (NICL) Naik 386 Persen Jadi Rp358 Miliar

        Meski Harga Nikel Lesu, Laba Bersih PAM Mineral (NICL) Naik 386 Persen Jadi Rp358 Miliar Kredit Foto: NICL
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT PAM Mineral Tbk (NICL), emiten sektor pertambangan yang dikendalikan oleh Christopher Sumasto Tjia, mencatatkan lonjakan laba bersih spektakuler sebesar 386,51% pada semester I 2025 menjadi Rp358,07 miliar, dibandingkan Rp73,59 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang peningkatan volume penjualan nikel dan efisiensi biaya operasional.

        Perusahaan berhasil membukukan penjualan sebesar Rp1,05 triliun, melonjak 152,07% secara tahunan dari sebelumnya Rp419,19 miliar. Volume penjualan nikel meningkat signifikan dari 707.597 metric ton menjadi 1.885.433 metric ton atau naik 166,46%.

        Peningkatan kinerja penjualan berbanding lurus dengan lonjakan laba kotor yang mencapai Rp523,46 miliar, naik 266,43% dari Rp142,85 miliar pada semester I 2024. Marjin laba kotor pun membaik dari 34,08% menjadi 49,54%. Laba usaha juga mencatat pertumbuhan drastis 419,32% menjadi Rp456,30 miliar dari sebelumnya Rp87,87 miliar.

        Baca Juga: NICL Bagikan Dividen Interim Rp159,53 Miliar, Payout Ratio Tembus 82,60%

        Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka menyampaikan bahwa perusahaan tetap mencetak pertumbuhan meski harga acuan nikel domestik menurun 3,80% sejak akhir 2024.

        "Kami melihat penurunan harga nikel sebagai koreksi positif yang sudah kami prediksi sejak awal. Langkah antisipatif kami terlihat dari pertumbuhan kinerja operasional dan keuangan pada semester pertama 2025," ujar Ruddy, Jakarta, Senin (21/7/2025). 

        Ruddy menambahkan bahwa kondisi geopolitik global turut memengaruhi ekonomi dalam negeri, namun perusahaan tetap puas dengan capaian kinerja hingga kuartal II 2025.

        Secara neraca, NICL mencatat total aset sebesar Rp1,09 triliun, naik 4,73% dari Rp1,05 triliun pada akhir 2024. Sementara total liabilitas menurun dari Rp171,92 miliar menjadi Rp150,69 miliar. Total ekuitas juga meningkat menjadi Rp949,13 miliar dari sebelumnya Rp878,18 miliar.

        Baca Juga: PAM Mineral (NICL) Siap Tebar Dividen Interim Rp159,53 Miliar, Cair 30 Juni!

        Perseroan menegaskan komitmennya terhadap pemegang saham dengan telah membagikan dividen interim senilai Rp159,53 miliar atau 82,60% dari laba bersih periode berjalan per 31 Maret 2025. Dividen final akan ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

        Mengantisipasi fluktuasi harga nikel pada semester II 2025 akibat kebijakan dagang AS dan kelebihan pasokan, NICL menyusun strategi dengan memperluas area pemasaran hingga Pulau Obi dan Halmahera, serta menjajaki kemitraan strategis. Selain itu, keberadaan smelter dengan berbagai teknologi memberi peluang optimalisasi berbagai jenis oresesuai kebutuhan pasar domestik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: