Kredit Foto: Unsplash/Alexander Mils
Dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Jumat (25/7). Kenaikan ini didorong oleh data ekonomi yang solid dan kejelasan lebih lanjut terkait negosiasi tarif yang meredakan sebagian ketidakpastian dalam pasar keuangan global.
Dilansir dari Reuters, Senin (28/7), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kinerja dolar terhadap enam mata uang utama lainnya tercatat di 97,45. Meski demikian, indeks ini masih berada di jalur penurunan mingguan sebesar 0,8%.
Baca Juga: Bertemu Powell, Trump Klaim The Fed akan Segera Turunkan Suku Bunga
Mata uang dolar tidak banyak bereaksi terhadap data pesanan baru barang modal utama buatan yang secara tak terduga turun pada bulan lalu di AS. Namun, pengiriman barang mencatat kenaikan moderat, mengindikasikan bahwa belanja bisnis untuk peralatan mengalami perlambatan pada kuartal kedua.
“Dolar mendapatkan kembali sebagian kekuatannya dalam dua hari terakhir setelah sempat tertekan sebelumnya. Ini didorong oleh serangkaian data ekonomi yang cukup menggembirakan dan mendukung pendekatan sabar dari The Fed,” kata Analis Senior Brown Brothers Harriman, Elias Haddad.
Pasar saat ini menantikan pertemuan kebijakan dari Federal Reserve (The Fed). Mereka memiliki ekspektasi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuan. Namun, perhatian lebih tertuju pada pernyataan lanjutan untuk mencari petunjuk arah kebijakan berikutnya.
Dinamika politik juga menjadi faktor penting dalam ekspektasi kebijakan moneter menyusul tekanan terkait dengan penurunan suku bunga dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca Juga: Bank Sentral Eropa (ECB) Bocorkan Arah Keputusan Suku Bunga di September
“Kebijakan moneter bank sentral dibayangi tekanan politik untuk menurunkan suku bunga. Ini salah satu alasan mengapa potensi penguatan dolar kemungkinan terbatas,” kata Haddad.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: