Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anak-anak Bisa Bantu Hadapi Krisis Iklim

        Anak-anak Bisa Bantu Hadapi Krisis Iklim Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, mengungkapkan Indonesia tengah dilanda berbagai bencana alam akibat krisis iklim.

        Oleh karena itu, Kementerian PPPA meluncurkan kampanye Aksi Generasi Iklim (AGI), sebuah gerakan yang bertujuan mendorong keterlibatan aktif anak-anak dalam menjaga lingkungan dan merespons perubahan iklim melalui pendekatan bermain sambil belajar.

        Baca Juga: Skema FLPP Dominasi Penyaluran KPR Subsidi BRI, Akses Perumahan Terjangkau Makin Merata

        Peluncuran tersebut dilakukan dalam kegiatan edukatif dan partisipatif bertajuk “Sehari Bermain Bersama Anak" kolaborasi antara Kementerian PPPA bersama mitra lintas sektor dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

        “Hari ini kita melaksanakan kick off AGI yang merupakan sebuah gerakan penting untuk menjaga lingkungan. Saat ini, kita menghadapi banyak bencana, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan lainnya yang antara lain disebabkan oleh krisis iklim. Jika kondisi ini dibiarkan dan generasi muda tidak turut serta menjaga lingkungan, dampaknya di masa depan bisa jauh lebih besar. Karena itu, menjadi tanggung jawab kita bersama—termasuk anak-anak di sini—untuk ikut berperan aktif,” ujar Menteri PPPA, dikutip dari siaran pers Kementerian PPPA, Senin (28/7).

        Lebih lanjut, Menteri PPPA mengatakan, kegiatan “Sehari Bermain Bersama Anak” merupakan kolaborasi antara Kemen PPPA, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Save the Children, Lego Group, Children and Youth Advisory Network, Forum Anak Nasional, dan Child Campaigners. 

        Pada kegiatan tersebut, Menteri PPPA juga melakukan diskusi interaktif dengan anak-anak terkait isu krisis iklim dan lingkungan.

        Dalam salah satu sesi, anak-anak diajak berkreasi membentuk bebek dari lego untuk mengasah imajinasi dan kreativitas. “Agenda utama hari ini adalah bermain sambil belajar. Kami ingin anak-anak bermain menggunakan alat, bukan dengan gadget,” tutur Menteri PPPA.

        Kampanye AGI secara simbolis diluncurkan oleh Menteri PPPA bersama Chief Executive Officer (CEO) Save the Children, Dessy Kurwiany Ukar, didampingi oleh Deputi Kemenko PMK dan sejumlah perwakilan kementerian sebagai bentuk respons terhadap krisis iklim yang berdampak pada kehidupan anak.

        Woro mengatakan, peluncuran kampanye AGI merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kepedulian anak terhadap isu krisis iklim dan lingkungan. Menurut Woro, dengan semangat bermain sambil belajar, anak dapat memahami isu iklim dan lingkungan dengan lebih mudah.

        Lebih lanjut, Woro menyebutkan, anak dapat menjadi pahlawan iklim dengan melakukan hal-hal kecil, seperti membawa botol minum, mematikan lampu ketika tidak digunakan, menggunakan air secukupnya, merawat tanaman, dan tidak membuang sampah sembarangan. 

        “Anak-anak punya peran untuk menjawab tantangan dari adanya perubahan iklim. Bayangkan kalau 79 juta anak Indonesia melakukan gerakan yang sama, saya yakin Indonesia, bumi kita ini akan menjadi lebih baik lagi ke depannya,” kata Woro.

        Selain menggarisbawahi pentingnya pelibatan anak, Woro juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mengatasi krisis iklim. Peran aktif semua pihak dalam menyuarakan, merancang, dan melaksanakan aksi iklim menjadi kunci keberhasilan dalam membangun masa depan yang berlanjut. 

        “Kemenko PMK berkomitmen untuk terus mendukung AGI dengan memastikan bahwa anak-anak menjadi subjek utama, bukan sekadar objek, dalam setiap upaya perlindungan lingkungan dan adaptasi perubahan iklim,” imbuh Woro.

        Sepakat dengan Woro, Dessy mengatakan, bermain bagi anak bukan sekadar mengisi waktu luang, melainkan media untuk bertumbuh dan berkembang. Melalui bermain, hal-hal yang rumit akan lebih mudah dipelajari oleh anak-anak, termasuk isu krisis iklim dan lingkungan.

        “Bermain tentunya bukan tanpa tujuan, ia ladang belajar penuh pengetahuan tentang iklim dan dampaknya di sekitar kita agar pengetahuan, sikap, dan perilaku menjaga bumi tercipta. Teruslah bermain anak-anakku untuk membuka wawasanmu. Mari bersama-sama menjadi bagian aksi generasi iklim. Satukan tekad, tunjukkan aksi berdampak bagi bumi,” pungkas Dessy.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
        Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

        Bagikan Artikel: