- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
BEI Belum Cabut Suspensi Saham DCII, Masih Telaah Keterbukaan Informasi
Kredit Foto: DCI Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa suspensi atas saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) masih diberlakukan hingga saat ini. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan Bursa masih melakukan penelaahan atas kewajiban keterbukaan informasi emiten data center tersebut.
"Suspensi saham masih diberlakukan dalam rangka menjaga pasar yang teratur, wajar, dan efisien,” ujar Nyoman, Kamis (31/7/2025).
Nyoman mengungkapkan bahwa pihaknya akan mencabut suspensi saham emiten milik Toto Sugiri tersebut dengan beberapaa syarat dan ketentuan.
Baca Juga: Cuan Menebal! Emiten Toto Sugiri (DCII) Raup Laba Bersih Rp616,94 Miliar per Juni 2025
“Bursa akan mencabut suspensi saham DCII apabila seluruh kewajiban telah dipenuhi dan tidak terdapat kondisi material yang dapat berdampak signifikan terhadap kelangsungan perdagangan saham Perseroan,” tambahnya.
Suspensi saham DCII telah berlangsung selama kurang lebih enam hari perdagangan, sejak 24 Juli 2025 lalu. Hal ini terjadi setelah harga saham DCII mencatat reli tajam dan mencetak rekor sebagai saham dengan harga tertinggi di BEI.
Per 23 Juli 2025, saham DCII diperdagangkan di level Rp346.725 per lembar, mencerminkan lonjakan harga hingga 128% secara bulanan (month-to-date). Saham milik pengusaha teknologi Toto Sugiri dan Grup Salim ini mencatatkan beberapa kali Auto Reject Atas (ARA), dengan kenaikan harian maksimal 20% sebelum akhirnya digembok oleh otoritas bursa.
Reli harga seperti ini bukan pertama kalinya terjadi pada saham DCII. Pada Februari–Maret 2025, saham ini sempat melonjak dari kisaran Rp40.000 ke atas Rp200.000 dalam waktu singkat dan sempat disuspensi hingga empat hari. Saat suspensi dibuka, saham kembali mencetak ARA hingga delapan hari berturut-turut sebelum akhirnya terkoreksi.
Di tengah gejolak harga saham, kinerja keuangan DCII justru menunjukkan pertumbuhan moncer. Hingga semester I/2025, perusahaan mencetak laba bersih sebesar Rp616,95 miliar, naik 106% dibanding periode yang sama tahun lalu. Pendapatan juga melesat 80% YoY, menjadi Rp1,33 triliun, dengan kontributor utama berasal dari layanan colocation senilai Rp1,25 triliun.
Baca Juga: Cetak Rekor Baru, Saham Emiten Otto Sugiri (DCII) Digembok Sementara
Beban pokok pendapatan turut meningkat menjadi Rp539,32 miliar dari sebelumnya Rp318,23 miliar, namun tetap tertutupi oleh kenaikan pendapatan, sehingga margin keuntungan terjaga.
Menariknya, laba semester I DCII telah menyentuh 77,47% dari total laba bersih tahun 2024, yang sebesar Rp797 miliar.
Dengan harga saham yang sangat tinggi, investor ritel makin sulit menjangkau saham DCII pasalnya, untuk membeli satu lot (100 lembar saham), dibutuhkan dana sebesar Rp34,67 juta.
Kondisi ini kembali memunculkan desakan agar DCII melakukan stock split guna meningkatkan likuiditas dan membuka akses yang lebih luas bagi investor individu. Rumor stock split sempat mencuat awal tahun ini dan turut mendorong reli harga saham saat itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri