- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Laba Bersih Emiten Hary Tanoesoedibjo Anjlok 28%, Bisnis Media Tertekan
Kredit Foto: Ist
PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT), entitas bisnis milik konglomerat sekaligus politikus Hary Tanoesoedibjo, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 28% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp192,87 miliar pada semester I-2025, dari sebelumnya Rp267,89 miliar. Penurunan ini mencerminkan melemahnya profitabilitas perseroan di tengah tekanan pada beberapa lini usaha utama.
Penurunan laba berdampak pada laba per saham dasar yang ikut menyusut dari Rp3,21 menjadi Rp2,31. Kinerja keuangan BHIT tertekan seiring turunnya pendapatan konsolidasi menjadi Rp7,61 triliun, dibandingkan Rp7,92 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penyusutan terbesar terjadi pada segmen media, yang merupakan lini bisnis utama BHIT, dengan pendapatan turun dari Rp5,23 triliun menjadi Rp4,88 triliun. Sementara itu, sektor keuangan mencatatkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp1,84 triliun dari Rp1,5 triliun. Pendapatan dari sektor pertambangan juga mengalami peningkatan tipis menjadi Rp608,62 miliar.
Baca Juga: BHIT Serok 4,62 Miliar Saham KPIG, Dukung Rebranding MNC Tourism
Namun, pendapatan lain-lain anjlok signifikan dari Rp588,22 miliar menjadi Rp271,97 miliar, sehingga memperberat tekanan pada total pendapatan perusahaan. Di sisi beban, beban langsung meningkat menjadi Rp4,6 triliun dari sebelumnya Rp4,43 triliun, yang berdampak pada penurunan laba kotor menjadi Rp3 triliun dari Rp3,49 triliun.
Beban umum dan administrasi tercatat turun menjadi Rp1,68 triliun, dan beban keuangan juga menurun menjadi Rp592,43 miliar. Namun, penurunan ini belum cukup mengimbangi tekanan pada margin laba.
Baca Juga: MNC Kapital (BCAP) Rombak Manajemen, Angela Tanoesoedibjo Didapuk Jadi Komisaris Utama
Selain itu, BHIT juga mencatat penurunan tajam pada keuntungan selisih kurs yang turun menjadi Rp8,84 miliar dari Rp55,53 miliar. Penghasilan bunga turun menjadi Rp14,75 miliar, sementara pos pendapatan lain-lain berbalik rugi sebesar Rp13,06 miliar, dari sebelumnya mencatat keuntungan Rp51,31 miliar.
Secara keseluruhan, laba sebelum pajak terkoreksi menjadi Rp735,25 miliar dari Rp1,12 triliun, dan laba periode berjalan turun menjadi Rp690,49 miliar dari Rp956,81 miliar.
Di sisi neraca, total aset BHIT tercatat tumbuh menjadi Rp76,44 triliun per akhir Juni 2025, dibandingkan Rp75,23 triliun pada akhir 2024. Namun, ekuitas menurun menjadi Rp42,75 triliun, sedangkan total liabilitas meningkat menjadi Rp33,68 triliun dari Rp32,34 triliun.
Kinerja semester I-2025 menunjukkan bahwa meskipun BHIT mencatat pertumbuhan di sektor keuangan dan pertambangan, tekanan pada lini media serta penurunan pendapatan non-operasional tetap menjadi tantangan signifikan bagi keberlanjutan kinerja perseroan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri