Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Indonesia-Australia Skills Exchange Siapkan Tenaga Kerja Andal Sesuai Kualifikasi

        Indonesia-Australia Skills Exchange Siapkan Tenaga Kerja Andal Sesuai Kualifikasi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Memasuki usia ke-80 kemerdekaan, Indonesia masih menghadapi kesenjangan keterampilan tenaga kerja. BPS (2022) mencatat lebih dari separuh pekerja berada di posisi yang tidak sesuai latar belakang pendidikan atau keahlian, mendorong angka pengangguran 7,28 juta, termasuk 3,55 juta pemuda usia 15–24. Per Februari 2025, terdapat 871.860 sarjana yang kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai kualifikasi.

        Ketua Umum APINDO Shinta W. Kamdani menekankan perlunya penyesuaian pelatihan seiring pergeseran investasi ke sektor padat modal dan teknologi.

        "Investasi di Indonesia bergeser ke sektor yang lebih padat modal, dan keterampilan yang kita butuhkan berubah sesuai dengan hal tersebut. Kita harus menyesuaikan pelatihan untuk mengimbangi industri dan teknologi," kata Shinta.

        Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 8%, dengan pariwisata sebagai sektor andalan. Pada Q3-2024, pariwisata menyumbang 4,01% PDB dan berkembang ke kota-kota sekunder, memicu permintaan tenaga kerja di perhotelan, transportasi, dan layanan wisata. Teknologi mendorong kebutuhan keterampilan baru seperti pemasaran digital, desain pengalaman pelanggan, dan analitik data.

        BPS (2019) mencatat 11,9% tenaga kerja berada di sektor hotel, restoran, dan transportasi, banyak di antaranya memiliki keterbatasan keterampilan. Tantangan serupa terjadi di sektor lain, di mana perusahaan kesulitan mencari pekerja dengan kombinasi keahlian teknis dan soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, serta pemecahan masalah. Menurut Direktur Katalis Paul Bartlett, kolaborasi dengan penyedia pendidikan Australia dapat memperkuat kedua aspek tersebut.

        Baca Juga: APINDO Expo 2025: Saatnya UMKM Indonesia Naik Kelas dan Kuasai Pasar Global

        Peningkatan keterampilan tenaga kerja menjadi fokus penting dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Melalui Indonesia–Australia Skills Exchange (IASE) di platform IASkills.org, perusahaan dan lembaga publik Indonesia dapat mengakses pelatihan berkualitas dari 50 penyedia pendidikan Australia dengan lebih dari 300 kursus di berbagai sektor seperti pariwisata, kesehatan, TI, bisnis, pertambangan, dan pertanian.

        IASE dirancang sesuai kebutuhan nyata di tempat kerja, memungkinkan pemberi kerja mencari kursus, menghubungi penyedia, atau mengajukan tender dengan rincian peserta, durasi, metode, dan anggaran. Penyedia pelatihan akan menyesuaikan penawaran sehingga pencocokan kebutuhan dan solusi lebih cepat, dengan hasil yang langsung terukur di lapangan.

        "Platform IASkills.org saat ini memiliki 50 penyedia dan lebih dari 300 kursus dan terus berkembang," kata Clarice Campbell, Skills Lead Adviser Katalis. "Jika Perusahaan memiliki kebutuhan pelatihan tertentu, Anda dapat mempostingnya di platform dan penyedia akan membalas."

        Bagi pemberi kerja, IASE membantu mengatasi tiga poin tantangan utama: 

        1. menemukan penyedia pelatihan yang kredibel dengan pengalaman relevan di Indonesia maupun kawasan; 
        2. membandingkan penawaran dan opsi pelaksanaan secara cepat; dan 
        3. merancang program pelatihan yang benar-benar sesuai kebutuhan mulai dari kredensial mikro hingga peningkatan kapasitas selama beberapa bulan, tanpa harus membangun proses pengadaan yang rumit dari nol.

        Baca Juga: CPA Australia Gandeng Kemenkeu, Bantu UMKM Banyuwangi Kuasai Keuangan untuk Bersaing di Era Global

        Australia memiliki ekosistem pelatihan yang mencakup universitas, TAFE, dan penyedia spesialis dengan program terapan sesuai kebutuhan industri. Banyak yang berpengalaman di Asia Tenggara dan mampu menyesuaikan dengan regulasi serta standar Indonesia. Mereka menggabungkan kompetensi teknis seperti keselamatan pasien, keselamatan tambang, sistem tenaga, dan keamanan siber dengan soft skill yang memberi dampak nyata di tempat kerja.

        Bagi Indonesia, dengan mayoritas tenaga kerja berpendidikan menengah atau kejuruan dan kualifikasi formal terbatas, dibutuhkan jalur pengembangan yang praktis, modular, fleksibel, dan sesuai konteks lokal. IASE menyediakan semua jalur ini dalam satu platform.

        Contoh skala nasional terlihat dari transformasi multifase PLN dalam mendukung transisi energi. Menurut Austrade (28 Juli 2025), PLN menandatangani MoU dengan empat universitas Australia, yaitu Monash University, UNSW, The University of Queensland, dan University of Melbourne. Dari lebih 500 pegawai yang terlibat, lebih 300 telah menempuh pendidikan di Australia, menggabungkan pembelajaran akademik dengan pengalaman praktis di fasilitas kelas dunia.

        Kasus ini menunjukkan bagaimana kemitraan dengan Australia dapat mempercepat pengembangan keterampilan di Indonesia, selaras dengan tujuan IASkills.org untuk mempermudah pencarian dan pengelolaan program serupa.

        Baca Juga: Kolaborasi RI–Australia Pacu Ekonomi Digital, Target 19% PDB di 2045

        IASE, didukung oleh Katalis, menerapkan prinsip Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GESI) dalam setiap program. Fokusnya mencakup akses pelatihan yang mudah, rekrutmen peserta inklusif, dan pemantauan hasil untuk memperluas partisipasi serta memaksimalkan manfaat investasi pelatihan.

        Menurut Clarice Campbell, kesetaraan gender dan inklusi sosial bukan hanya soal keadilan, tetapi juga kinerja. "Ketika perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok minoritas mendapatkan akses pelatihan, mereka dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian, dan itu baik untuk bisnis," katanya.

        Menatap 2045, masa depan Indonesia bergantung tidak hanya pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada kualitas SDM. Investasi keterampilan saat ini akan menyiapkan tenaga kerja untuk memimpin inovasi dan mendukung pemulihan ekonomi berkelanjutan. Melalui kemitraan strategis seperti IASE, sektor swasta berperan penting membangun daya saing nasional sekaligus mendorong produktivitas, keselamatan, kepatuhan, dan pertumbuhan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Amry Nur Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: