Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harga Emas Global Stabil, Pasar Logam Nantikan Data PCE AS

        Harga Emas Global Stabil, Pasar Logam Nantikan Data PCE AS Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan di Senin (25/8). Perhatian investor tengah beralih dari sinyal arah suku bunga menuju  data inflasi dari Personal Consumption Expenditures (PCE) Amerika Serikat (AS).

        Dilansir dari Reuters, Selasa (26/8), berikut ini adalah catatan pergerakan harga dari sejumlah komoditas utama logam mulia global:

        • Emas spot: Flat dalam level US$3.372,67
        • Emas berjangka: Melemah tipis 0,03% ke US$3.417,50
        • Perak spot: Turun 0,3% menjadi US$38,72
        • Platinum: Anjlok 1,6% ke US$1.339,40
        • Paladium: Jatuh 2,7% ke US$1.096,20.

        Penguatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama turut menekan harga emas, karena membuat logam mulia lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari pernyataan terbaru dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell.

        “Pasar sedang mencerna komentar bank sentral sambil menunggu data baru yang bisa memberi indikasi lebih jelas soal peluang pemangkasan suku bunga September,” kata Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant.

        Ketua The Fed Jerome Powell baru-baru ini memberi sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga pada pertemuan di September. Namun ia juga menekankan keputusan tersebut belum final.

        Powell menyebut risiko pelemahan pasar tenaga kerja meningkat, sementara inflasi tetap menjadi ancaman ekonomi dari AS.

        “Saya pikir periode lesu musim panas akan segera berakhir. Tren kenaikan emas kemungkinan kembali menguat dalam beberapa pekan ke depan," ujar Grant.

        Pasar saat ini memperkirakan lebih dari 86% peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bank sentral untuk bulan depan. Dalam lingkungan suku bunga tinggi, daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkurang.

        Baca Juga: Bahlil: Badan Industri Mineral Kunci Pengembangan Logam Tanah Jarang

        Investor kini menunggu rilis data dari Personal Consumption Expenditures (PCE) Amerika Serikat (AS). Hal itu untuk memperkirakan jalur kebijakan moneter bank sentral selanjutnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: